Perguruan tinggi tujuan tersebut juga telah melakukan perjanjian kerjasama dengan IAIN Syekh Nurjati. Dosen BSA yang mengikuti program ini antara lain; Erfan Gazali, Rijal Mahdi, Mohammad Andi Hakim dan Ihsan Sadudin dengan didampingi oleh Wakhid Nashruddin, Wakil Dekan FUA IAIN Syekh Nurjati.
Selain itu ada menurut Erfan Gazali, M.SI selaku kordinator program IMP menuturkan bahwa dalam lawatan kali ini, FUA juga akan melakukan sosialisasi dan rekrutmen mahasiswa asing di Malaysia dan Thailand melalui program beasiswa penuh untuk tahun ajaran 2024/2025.
“Beberapa program studi yang disiapkan antara lain; Prodi BSA, Ilmu Hadits dan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Tes seleksi akan diselenggarakan di Ma’had An-Nuruddiny, Thailand dan Jejaring Pondok UniSHAMS, Malaysia,” ungkap Erfan.
Baca Juga:Perkiraan Cuaca Majalengka Hingga 25 Februari, Waspada Potensi Hujan Disertai Angin Kencang Festival Durian Siap Digelar di Desa Wisata Cibuntu Kuningan, Makan Sepuasnya Hanya 185k
Dr. Anwar Sanusi, M.Ag, Dekan FUA IAIN Syekh Nurjati menguraikan pentingnya program tersebut dalam pengembangan jejaring intelektual, profesionalitas, pengembangan kepribadian multikultural, pengembangan diri dan kecakapan bahasa asing.
Lebih lanjut, menurutnya, program IMP tidak hanya meliputi International Lecturer Mobility (ILM), melainkan International Students Mobility (ISM), dan International Academic Staff Mobility (ICSM). Rencana aksi dari beberapa program tersebut antara lain; Pertukaran Dosen, Pertukaran Mahasiswa, Konferensi Internasional, dan double degree Jurusan BSA dengan perguruan tinggi di Malaysia.
Pada Awal Maret 2024 nanti FUA akan Kembali mengirimkan dosen dan mahasiswa dalam program International Students Mobility (ISM) di Malaysia.
Hal senada juga diuraikan oleh Wakhid Nashruddin, Ph.D, Wakil Dekan Fakultas Ushuludin dan Adab (FUA) kaitanya dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) . Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan upaya FUA untuk memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan zaman, lebih berdampak langsung bagi masyarakat, serta mampu mencapai standar pendidikan tinggi internasional.
Selain itu menurutnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan tinggi, harus dilakukan perubahan performa penilaian perguruan tinggi berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU), antara lain: Kualitas lulusan; kualitas dosen dan pengajar; kualitas kurikulum. Ketiganya dapat dioptimalkan dengan melakukan penguatan kerjasama dengan mitra luar negeri, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta adanya program studi bertaraf internasional.