Selanjutnya presentasi Dr. Achmad Lutfi, M.S.I, salah satu dosen IAT, mempresentasikan kajian terkait dengan kearifan lokal dalam tafsir al-Qur’an berbahasa Sunda. Dalam presentasinya di seminar, Lutfi mengenalkan kepada pemerhati tafsir al-Qur’an di dunia, bahwa terdapat tafsir al-Qur’an berbahasa lokal, tepatnya berbahasa Sunda, yakni Ayat Suci Lenyepaneun karya Moh. E. Hasim.
Dalam karya tafsir ini, sang penafsir, memasukkan aspek-aspek kearifan lokal yang digunakan oleh mufasir untuk mengkomunikasikan kandungan ayat al-Qur’an kepada audiens tafsirnya. Diantara dimensi lokal yang digunakan oleh penafsir Sunda adalah tradisi lokal masyarakat Sunda, kondisi alam Sunda, dan ungkapan atau kata-kata bijak yang popular digunakan oleh Masyarakat Sunda.
Pemaparan ini menarik perhatian peserta seminar, karena mengenalkan tafsir al-Qur’an berbahasa Sunda sebagai medium untuk memperluas jangkauan pembaca tafsir al-Qur’an.
Baca Juga:XL Axiata – Huawei Kerja Sama Strategis Pemanfaatan Artificial IntelligenceIAIN Syekh Nurjati Cirebon Memimpin Inovasi dan Kolaborasi dengan Dunia IndustriÂ
Semua dosen FUA IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang menjadi pembicara dalam seminar juga menyajikan studi mereka dengan substansi kajian yang menarik dan mendapat perhatian dari peserta seminar.
Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Adab IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dekan FUA bahkan ikut berbangga dan bahagia dengan pencapaian yang diraih dosen FUA yang telah berpartisipasi aktif dalam acara yang bertaraf internasional.
Harapannya ke depan semakin banyak lagi dosen FUA yang mengisi ruang ilmiah bertaraf internasional. Kondisi ini tentu saja menjadi visi Rektor IAIN Syekh Nurjati yang menginginkan kampusnya unggul dan mendunia.