Cakra yang pada Pemilu 2024 kembali terpilih ketiga kalinya itu pun mengaku sudah intens melakukan komunikasi dengan Golkar untuk bersama-sama menyongsong Pilkada 2024.
Bahkan, pihaknya pun tengah mengatur strategi dan mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan politik yang akan datang.
Ia mengatakan dengan adanya kesepakatan antara Gerindra dan Golkar diharapkan menggerakkan basis massa masing-masing.
Baca Juga:Jokowi Pernah Bilang Bandara Kertajati akan Jadi Bandara Masa Depan, Bagaimana Kondisinya Sekarang?Bandara Kertajati Lesu, Ternyata Hanya Segini Jumlah Penumpang Per Hari
“Sehingga bisa mendapatkan dukungan luas dari masyarakat dalam mengawal proses demokrasi di Kabupaten Cirebon,” tandas Cakra.
Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Cirebon Anton Maulana ST MM mengatakan Pemilu 2024 telah usai dan sudah waktunya merapatkan barisan lagi untuk menyongsong pilkada pada bulan November 2024.
Di momentum pilkada ini, lanjut Anton, Golkar tak ingin menjadi penonton. Kader terbaiknya disiapkan untuk merebut dominasi PDIP yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.
“Dari Golkar ya Teguh. Tak ada nama lainnya. Kami siap tarung melawan siapa pun,” tegasnya.
Anton pun tak menampik koalisi dengan Gerindra di pusat akan dilanjutkan ke Pilkada Kabupaten Cirebon.
Kemenangan pilpres menjadi bukti keberhasilan partai koalisi Prabowo-Gibran mampu mengantarkan capres-cawapresnya.
“Bukti lainnya, hasil Pemilu 2024, Prabowo-Gibran di Kabupaten Cirebon unggul. Artinya, kami di daerah tinggal melanjutkan,” ucapnya.
Baca Juga:Termasuk Kuningan, Inilah Daftar Daerah Tujuan Mudik Gratis 2024 oleh Pemprov DKI JakartaInilah Daftar Kegiatan di Masjid At Taqwa Kota Cirebon Selama Ramadhan 2024
“Kelihatannya Gerindra sudah menyiapkan Pak Subhan untuk bisa dikawinkan dengan Teguh,” sambung Anton.
Meski demikian, sambungnya, sejauh ini belum ada bahasan terkait siapa yang nantinya akan ditempatkan di posisi calon bupati dan calon wakil bupati.
“Masih terus dikomunikasikan. Koalisi juga kan pastinya gak cuma berdua (Golkar dan Gerindra, red) saja. Tapi ada Demokrat juga. Namun untuk siapa posisi E1 dan E2 perlu dibicarakan lebih intens,” pungkasnya. (sam)