KUNINGAN, RADARCIREBON.ID – Rencana investor membangun hotel di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mendapat penolakan dari warga setempat. Ratusan warga unjuk rasa di halaman Balai Desa Linggarjati, Jumat malam 29 Maret 2024.
Aparat keamanan dari Polsek Cilimus dan Koramil melakukan pengamanan di sekitar lokasi unjuk rasa. Tuntutan warga Linggarjati sudah sangat tegas yakni menolak pembangunan hotel yang lokasinya tak jauh dari Gedung Perundingan Linggarjati. Warga juga khawatir pembangunan hotel akan menggusur dua sekolah dasar negeri yang ada di desa tersebut.
Protes penolakan pembangunan hotel itu dilangsungkan warga usai melaksanakan Salat Tarawih. Para pengunjuk rasa dari berbagai dusun mendatangi Balai Desa Linggarjati dengan berjalan kaki. Warga membentangkan poster bertuliskan penolakan rencana pembangunan hotel bintang tiga milik seorang investor asal Jakarta.
Baca Juga:HMTI Universitas Muhammadiyah Cirebon Berikan Santunan Anak Yatim PiatuJelang Lebaran, Polresta Cirebon Gencar Patroli dengan Skala Besar
Dalam aksi protes yang berjalan damai tersebut, pengunjuk rasa menilai, pembangunan hotel di dekat Gedung Perundingan Linggarjati dan sampai harus menggusur dua bangunan SD, adalah sebuah kesalahan fatal. Apalagi kabar yang diperoleh warga, calon lokasi sekolah baru berada di desa lain.
Menurut warga, kedua sekolah itu memiliki kenangan yang sangat tidak bisa dilupakan oleh mereka. Sebab, dulu warga bersekolah di sini dan sekarang anak cucunya juga menuntut ilmu di sekolah tersebut.
“Namun kini harus tergusur hanya demi kepentingan dan ambisi seseorang dengan dalih investasi. Bagaimana mungkin untuk sebuah investasi harus mengorbankan pendidikan. Untuk itu, kami menolak keras rencana pembangunan hotel di wilayah kami,” tegas Jaja, seorang warga peserta demo.
Jaja mengaku jika saat ini sudah beredar informasi rencana pembangunan hotel yang akan menghabiskan lahan sekitar 6.000 meter persegi. Tepatnya dari sebelah selatan jalan desa yang berbatasan dengan Gedung Perundingan Linggarjati sampai ke ujung jalan sebelah utara. Dengan cakupan luas lahan yang akan dibangun hotel tersebut, praktis akan berimbas terhadap dua bangunan Sekolah Dasar (SD) dan satu Madrasah di belakangnya.
“Kami mendengar informasi pembangunan hotel ini akan menggusur SDN 1 dan 2 Linggarjati dan satu Madrasah Ibtidaiyah (MI). Yang kami dengar, pihak investor siap untuk merelokasi tiga sekolah ke lahan yang jauh dari pemukiman warga. Langkah ini sudah kacau jika sampai terjadi. Daripada harus menggusur sekolah, kenapa tidak hotelnya saja yang dibangun di sana,” ketus Jaja.