CIREBON, RADARCIREBON.ID – BPBD Kabupaten Cirebon memprediksi ada 21 kecamatan di Kabupaten Cirebon yang terancam mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2024 ini.
Untuk itu, BPBD melakukan antisipasi dengan menyiapkan surat keputusan (SK) Bupati terkait siaga bencana kekeringan.
Demikian dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dr Deni Nurcahya kepada Radar Cirebon, kemarin.
Baca Juga:ASN Kota Cirebon Menantikan Kapan Gaji Ke-13 Cair?Kabar Gembira! Refund Tiket Kereta Api Sekarang Lebih Cepat
Lebih lanjut, dikatakan Deni, prediksi kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut berdasarkan data, karena 21 kecamatan tersebut menjadi langganan kekeringan.
Diungkapkannya, 21 kecamatan yang menjadi langganan kekeringan adalah Kecamatan Gegesik, Talun, Klangenan, Tengahtani, Suranenggala, Sedong, Mundu, Panguragan, Palimanan, Ciwaringin, Susukan, Karangwareng, Dukuhpuntang, Kapetakan, Gempol, Waled, Sumber, Ciledug, Beber, Kaliwedi, dan Gunungjati.
“Jadi kita lihat data, 21 kecamatan tersebut tercatat sebagai kecamatan yang mengalami kekeringan dan kita distribusikan air bersih,” ungkap Deni.
Dikatakannya, sejumlah persiapan untuk mengantisipasi kekeringan sudah dilakukan, termasuk berkoordinasi dengan PDAM Tirta Jati terkait dengan bantuan air bersi. “Kita siapkan mobil tangki untuk distribusi air bersih di daerah yang mengalami kekeringan,” ujarnya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran untuk antisipasi kebakaran lahan dan perkebuhan di tengah puncak musim kemarau. “Bahaya kebakaran di musim kemarau juga harus kita antisipasi, termasuk mempersiapkan peralatan dan berkoordinasi dengan Damkar,” katanya.
Terkait dengan SK Bupati tentang siaga kekeringan, Deni menyatakan, sudah disiapkan dan tinggal finalisasi.
Sementara itu, Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda, BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda menambahkan, wilayah Kabupaten Cirebon sudah memasuki musim kemarau.
Baca Juga:Warga Sinargalih Lemahsugih Temukan Granat Aktif saat Menggali KuburDinkop UKM Kabupaten Cirebon Bekali UMKM di Market DigitalÂ
Dikatakannya, berdasarkan informasi dari BMKG menyebutkan, awal Juni sudah masuk musim kemarau menuju puncaknya di bulan Agustus 2024.
Menghadapi bencana kekeringan ini, pihaknya melakukan antisipasi dengan menyiapkan SK kesiapsiagaan bencana kekeringan.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah perlengkapan. Seperti alat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan, dan sejumlah alat lainnya. Termasuk armada yang biasa digunakan untuk pengiriman air bersih.
“Sarana prasarana seperti tahun sebelumnya. Apabila nanti ada desa terdampak kekeringan dan membutuhkan air bersih, kita siap,” jelasnya.