Mereka harus merancang strategi agar anak-anak mereka dapat diterima di sekolah negeri pilihan.
Salah satu orang tua, Satori, mengaku kebingungan dalam memilih sekolah untuk anaknya.
Setelah tidak lolos melalui jalur zonasi pada tahap pertama, anaknya hanya memiliki kesempatan melalui jalur prestasi akademik berdasarkan nilai rapor.
Baca Juga:PAN Keberatan Lokasi TPS PSU DigeserBLK Lama Mangkrak, Rencanakan Bangun BLK Baru
“Sekarang saya bingung, anak saya standar saja. Tidak terlalu pintar di kelas, tapi juga tidak buruk,” ujarnya.
Satori menambahkan bahwa pada tahap pertama, jalur prestasi dianggap sebagai tahap percobaan bagi para pendaftar.
Namun, pada tahap kedua ini, jalur tersebut menjadi penentu bagi mereka yang bersaing untuk mendapatkan tempat di sekolah pilihan.
“Para siswa yang berprestasi mungkin sudah mendaftar melalui jalur zonasi sebelumnya, sehingga siswa-siswa dengan prestasi sedang harus bersaing lebih keras. Jika nilai mereka tidak mencukupi, kita harus ikhlas mencari sekolah alternatif,” katanya. (awr)