MAJALENGKA, RADARCIREBON.ID – Kisah Ciung Wanara yang melegenda di Tanah Pasundan, sebagai bagian dari sejarah Kerajaan Galuh, diangkat kembali dalam sebuah pertunjukan teater oleh sejumlah mahasiswa dari Universitas Sindangkasih Majalengka.
Teater ini digelar di aula kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Majalengka pada Sabtu, 29 Juni 2024 malam, sebagai upaya untuk merefleksikan sejarah.
Burhan, penulis naskah sekaligus sutradara teater, menyampaikan bahwa dia sengaja memilih kisah ini untuk memperkenalkan kembali kerajaan Sunda yang mungkin telah terlupakan, bahkan telah menjadi mitos di kalangan orang Sunda sendiri.
Baca Juga:HUT ke-78 Bhayangkara, Komitmen Lindungi dan Layani MasyarakatXL Axiata Terus Dorong Digitalisasi di Industri Tambang dan Migas
Menurut Burhan, cerita-cerita legenda dari masyarakat Tanah Pasundan perlu dihidupkan kembali karena minat terhadap sejarah, terutama di kalangan generasi muda, semakin tergerus.
“Ada yang hilang di generasi muda, yaitu minat terhadap sejarah. Banyak generasi muda sekarang lupa akan identitas dan masa lalu mereka sendiri. Mereka lebih tertarik pada budaya barat dan lupa akan sejarahnya sendiri,” ujarnya.
Dia juga menambahkan bahwa anak muda saat ini lebih mengenal tokoh seperti Thor, Spiderman, dan Batman daripada Ciung Wanara.
Kisah Ciung Wanara hampir dilupakan dan sejarahnya hampir menjadi mitos atau legenda belaka.
Dalam pertunjukan teater ini, para mahasiswa menceritakan perjalanan Ciung Wanara dari kelahirannya hingga berhasil merebut kembali kekuasaan di Kerajaan Galuh.
Ciung Wanara sendiri dibuang saat masih bayi karena adanya konflik kepentingan di dalam kerajaan.
“Pertunjukan ini menceritakan perjalanan hidup Ciung Wanara dari kelahirannya hingga berhasil mengambil kembali apa yang menjadi haknya, yaitu kekuasaan di Kerajaan Galuh Pakuan. Dia dibuang karena ada kepentingan yang melibatkan konflik kekuasaan di kerajaan tersebut,” paparnya.
Baca Juga:Kado Hari Jadi Kota Cirebon, Diskon PBB-P2 Sebesar 50 Persen Mulai Hari Ini 6 Ratusan Peserta Ikuti Fun Run 10 KM HUT ke-58 AMS
Burhan berpendapat bahwa konflik kekuasaan di kerajaan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana cara Ciung Wanara mengambil kembali haknya sebagai raja. (ono)