MAJALENGKA, RADARCIREBON.ID – Menjelang Pilkada Majalengka tahun 2024, situasi politik lokal kembali memanas dengan berbagai strategi dari partai politik.
Fenomena yang tengah berlangsung di Majalengka menarik perhatian karena menggambarkan kerumitan dan dinamika politik lokal yang tidak selalu sejalan dengan situasi politik nasional.
Pada akhir Juni 2024, terlihat upaya koalisi antara PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra.
Baca Juga:Hari Ketiga Banjir Cirebon, Wilayah Gegesik Masih Tergenang, 13 Desa Terdampak Ada Diskon 50%, Warga Tetap Boikot Pembayaran Sebelum Pemkot Menurunkan Tarif PBB 2024
PDIP mengusung Karna Sobahi sebagai calon bupati Majalengka periode 2024-2029, dan berupaya menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra yang mengusung H Didin Jaenudin sebagai calon wakil bupati.
“Langkah ini mencerminkan fleksibilitas partai dalam membentuk koalisi di tingkat lokal, meskipun terdapat persaingan ketat di level nasional pada Pilpres 2024,” kata Adi Junadi, pemerhati Komunikasi Politik dari Kota Angin, pada Senin, 8 Juli 2024.
Namun, Adi menilai dinamika politik dalam Pilkada Majalengka 2024 cepat berubah.
Partai Gerindra akhirnya memutuskan untuk mundur dari koalisi tersebut.
Spekulasi muncul bahwa keputusan ini menggambarkan kompleksitas hubungan antara politik lokal dan nasional.
Gerindra diprediksi akan membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) versi Majalengka, mengadopsi format koalisi yang berhasil diterapkan di tingkat nasional.
KIM Majalengka, yang terdiri dari Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat, diprediksi akan mengusung H Eman Suherman sebagai calon bupati.
Dengan perolehan kursi DPRD Kabupaten Majalengka hasil Pemilu Legislatif 2024, yaitu Golkar 7 kursi, Gerindra 5 kursi, PAN 5 kursi, dan Demokrat 1 kursi, koalisi ini memiliki kekuatan yang signifikan.
Baca Juga:Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian, Ratusan Pompa Air Dibagikan ke Petani MajalengkaBanyak PSU Belum Diserahkan ke Pemkab, Dari 566 Perumahan Baru 92 yang Sudah
Adi juga menyebut beberapa calon potensial wakil bupati seperti Sherly Kusuma dari PAN, Didin Jaenudin dari Gerindra, dan Dena Muhamad Ramdhan dari Sahabat Bang Ara, yang berperan dalam suksesi kemenangan Prabowo-Gibran di Kabupaten Majalengka.
Di sisi lain, lanjut Adi, PDI Perjuangan dengan 15 kursi di DPRD mampu mengusung Karna Sobahi secara mandiri tanpa perlu berkoalisi.
“Situasi ini menciptakan persaingan menarik antara dua kekuatan besar dalam Pilkada Majalengka tahun ini,” tambahnya.
Adi menekankan bahwa fenomena politik di Majalengka memperlihatkan beberapa hal penting.
Pertama, politik lokal memiliki dinamika tersendiri yang tidak selalu sejalan dengan politik nasional.