CIREBON, RADARCIREBON.ID – Sudah lebih dari satu pekan, Kabupaten Cirebon sering diguyur hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi waktu lama. Bahkan, dampaknya ini, sebanyak 13 desa di Kabupaten Cirebon dilanda banjir karena curah hujan tersebut.
Padahal, berdasarkan laporan dari BMKG, pada Juli dan Agustus 2024 adalah puncak musim kemarau.
Sub Koordinator Ahli Muda Kebencanaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengaku tidak menduga akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan banjir. Karena, berdasarkan prediksi BMKG sebelumnya, pada bulan Juli-Agustus ini merupakan puncak musim kemarau.
Baca Juga:Kecewa PPDB Zonasi, Wali Murid Protes ke Disdik Perihal Waktu Pendaftaran Terkait Judi Online, Semua Handphone Polisi Diperiksa Secara Acak
Bahkan, pihaknya pun sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Kesiapsiagaan kekeringan guna mengantisipasi bencana yang timbul dari musim kemarau 2024.
“Seharusnya kan ini puncaknya kemarau. Itu satu anomali, cuaca ekstrem. Karena kami sudah mengeluarkan SK Bupati kesiapsiagaan kekeringan tapi tetap masih ada hujan, itu kan di luar kemampuan kita,” terangnya.
Menurut Juwanda, cuaca tersebut juga bisa diprediksi sesuai ilmiah, yang merupakan anomali cuaca, karena adanya proses fenomena dari El Nino ke La Nina.
“Secara ilmiahnya ya begitu. Dari El Nino ke La Nina itu kadang ada anomali di tengah-tengahnya,” ujar Juwanda.
Ia kembali mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Cirebon, hujan di puncak musim kemarau ini diperkirakan masih akan terjadi hingga satu minggu kedepan.
Namun, intensitasnya tidak seperti beberapa hari yang lalu yang menyebabkan banjir di belasan desa.
“Mudah-mudahan untuk wilayah Kabupaten Cirebon tidak sampai seperti yang kemarin, mudah-mudahan hujannya kecil, rintik-rintik saja,” harapnya.
Baca Juga:Telah Dicetak Kamus Bahasa Cirebon dengan 5.000 Kata dalam 3 Bahasa, Akan Dibagikan ke MasyarakatCarissa Aretha Zara, Remaja Putri dari Cirebon, Ukir Prestasi di Ajang Indonesia Teen Fashion Week
Kendati demikian, Ia kembali mengingatkan masyarakat agar mengantisipasi terjadinya banjir ketika curah hujan tinggi. Karena penyebab lainnya yang membuat terjadinya banjir seperti saluran-saluran yang tidak mampu lagi menampung kiriman air baik dari daerah lain maupun dari curah hujan, harus mendapat perhatian serius semua pihak, termasuk masyarakat.
“Kami mengimbau warga khususnya di daerah-daerah rawan bencana banjir, jangan buang sampah jangan sembarangan,” tandasnya. (cep)