CIREBON, RADARCIREBON.ID – Warga Perumahan Citra Pemuda Regency Kota Cirebon memprotes adanya proyek pembangunan saluran drainase. Pasalnya, pembangunannya menutupi sodetan jalur air yang sebelumnya telah dibangun swadaya oleh warga.
Sabtu (27/7/2024), sejumlah perwakilan warga mendatangi lokasi proyek, yang terletak di seberang gerbang perumahan. Mereka meminta kepala pelaksana proyek untuk memperbaiki konstruksinya, agar tidak menutupi sodetan jalur air.
Disaksikan Babinsa dan Babinkamtibmas Kelurahan Sunyaragi, perwakilan warga berdialog dengan mandor proyek. Awalnya, mandor mengarahkan agar warga menyampaikan keinginannya ke Dinas PUTR Kota Cirebon. Namun ditolak warga karena terlalu birokratis, dan kebetulan hari Sabtu dan Minggu Dinas PUTR libur.
Baca Juga:Menurut Psikolog, Pelaku Judi Online Mayoritas Bukan Pengangguran, Pelajar juga Perlu DiwaspadaiMahasiswa Institut Mahardika Raih Juara Pencak Silat
Setelah berdiskusi kembali, mandor pihak pelaksana proyek akhirnya bersedia membongkar kembali dinding saluran drainase, pada bagian titik yang menutupi sodetan jalur air yang telah dibuat swadaya oleh warga.
Ketua warga komplek, Yayat Sudaryat mengatakan, sebelum ada proyek saluran air tersebut, sebenarnya warga juga sudah membuat sodetan secara swadaya untuk jalur pembuangan air agar tidak ketika hujan. Air tidak terlalu menggenang di jalan depan komplek.
“Ketika terjadi hujan, air masuk ke komplek. Akhirnya kami mencari solusi membuat sodetan. Sekarang ada pekerjaan, sodetan kami ditutup. Kami minta tolong jangan ditutup, karena nanti air hujan akan masuk ke komplek,” ujar Yayat.
Menurut dia, saluran yang dibangun juga tidak menyelesaikan masalah. Karena tidak sampai ke ujung kali pembuangan. Warga juga keberatan karena saluran yang dibangun secara swadaya justru ditutup.
“Kita sudah bicara baik-baik. Kita tidak melarang pembangunan. Tapi tolong saluran warga jangan ditutup,” ungkapnya.
Perwakilan warga lainnya, Slamet mempertanyakan teknik dalam pembangunan saluran tersebut. Tujuan membangun saluran tersebut adalah mengatasi banjir dan genangan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah elevasi.
Sebab, jika diperhatikan, justru elevasi dasar dari saluran air ke arah sungai naik. Maka, dipastikan air tidak akan mengalir optimal.
Baca Juga:Lokakarya Kecamatan Gempol, KKN UIN Siber Syekh Nurjati Fokus Pada Reformasi Data Desa berbasis DigitalObjek Wisata Cikuya Butuh Bantuan Keuangan Provinsi Untuk Pengembangan, Pemdes Belawa Ajukan Dana Rp2,5 Miliar
“Kalau dasar lantai tidak memenuhi kaidah kemiringan, pastinya akan menggenang. Sekalipun dalam pemeliharaan, tentu perhatikan pekerjaannya. Jangan lebih tinggi di tempat ini, jadi malah sarang nyamuk,” terangnya. (azs)