CIREBON, RADARCIREBON.ID – Konstruksi pedestrian di bantaran Sungai Sukalila hingga kini belum diperbaiki. Kerusakan yang semakin parah kini hanya tertutup oleh seng.
Pantauan Radar Cirebon pada Rabu (21/8/2024) menunjukkan bahwa pembatas sungai di pedestrian Jalan Nelayan semakin ambles.
Terlihat barisan selongsong kayu ditancapkan hingga dasar sungai untuk mencegah ambruknya konstruksi.
Baca Juga:Mahasiswa BSA FUA UINSSC pimpin MAHAPEKA Juarai Lomba Wana Lestari 2024 Tingkat NasionalBerkat Program Diskon HUT RI, Realisasi Target PBB Sudah Mencapai 50 PersenÂ
Namun, pondasi dan paving block tampak mengalami kerusakan yang tidak beraturan.
Kerusakan pada kawasan pedestrian ini terjadi secara bertahap.
Berawal dari retakan di area pejalan kaki, kini konstruksi semakin rapuh dan amblas.
Kawasan ini merupakan bagian dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Penataan Kotaku di Pesisir Panjunan dilakukan di RW 01 dan RW 10 Kelurahan Panjunan dengan anggaran sekitar Rp11 miliar secara multi-years.
Penataan meliputi peningkatan drainase, jembatan, pembuatan TPS 3R, IPAL komunal, pedestrian, ruang terbuka publik, serta pekerjaan proteksi kebakaran dan lainnya.
Pembangunan proyek ini juga mengakibatkan 148 bangunan rumah dan tempat usaha di bantaran Sungai Sukalila harus diratakan.
Meskipun demikian, warga terdampak diberikan dana kompensasi oleh Pemerintah Kota Cirebon dengan besaran yang bervariasi.
Mengacu pada Detail Engineering Design (DED), rencananya akan dibangun rumah susun di kawasan Pesisir Panjunan.
Baca Juga:Peringatan Dini BMKG! Waspada Potensi Banjir Rob di Wilayah Ini, Â Sekitar Tanggal 23-26 AgustusTetap Siaga Bencana Kekeringan, BPBD Sebut Belum Ada Desa yang Melaporkan Kekurangan Air Bersih
Rumah susun ini akan terdiri dari lima lantai, dengan satu lantai untuk area layanan dan empat lantai untuk hunian.
Terdapat dua blok dengan total kapasitas 80 unit hunian setara tipe rumah 21, serta rumah susun Blok 3 dengan kapasitas 40 hunian.
Salah satu bentuk penataan adalah peningkatan Jalan Nelayan, dengan lebar total 4,6 meter, padahal saat ini jalan menuju muara hanya lebar 3,6 meter.
Penataan juga mencakup pembangunan menara air berkapasitas 16 ribu liter untuk kebutuhan air bersih, serta septic tank komunal di empat titik untuk limbah.
Penataan juga melibatkan aspek ekonomi warga dengan pembangunan tempat pelelangan ikan (TPI), zona pedagang kaki lima, zona pergudangan, bengkel, dan depo BBM.
Selain itu, akan ada penataan wisata berupa menara pengawas dan dermaga di kawasan muara. (ade)