RADARCIREBON.ID – Musim Hujan menjadi langka di bulan ini karena musim kekeringan yang masih melanda derah cirebon dan sekitarnya tapi anda mungkin belum tahu tentang bau hujan yang bisa bikin tenang dan menyenangkan, Hujan ternyata memiliki kemampuan untuk membuat kita tenang, Suara hujan bisa menjadi terapi menenangkan yang membuat kita rileks. Selain itu, bau hujan yang khas juga membuat kita rileks. Bau hujan khas ini disebut petrikor, yang muncul sesaat setelah hujan.
Bau tanah yang khas tersebut disebut petrichor, sebuah aroma khas yang terjadi hasil hujan yang selalu turun deras. Bagi kamu yang penasaran mengapa tentang petrichor dan bagaimana proses terjadinya bau tersebut dan apa yang di dapatkan kita setelah menghirupnya.
Petrichor, atau yang sering disebut ampo, adalah bau alami yang muncul ketika hujan datang ke tanah yang kering. Asal katanya dari bahasa Yunani, yaitu “petra” yang artinya batu, dan “ichor”, yang merujuk pada cairan yang mengalir di pembuluh darah dewa dalam mitologi Yunani. Jadi, saat pertama kali hujan membasahi tanah yang kering, kita bisa mencium aroma khas itu, yang disebut petrikor atau petrichor. Ini karena ada minyak nabati dan geosmin yang melekat di tanah, yang dilepaskan ke udara ketika tanah basah. Terkadang juga ozon ikut campur.
Baca Juga:Apa Kegunaan Dari Google Slides Dan Bagaimana Cara Menggunakanya Dengan Baik BenarApa Yang Di Lakukan Gen-Z Di Era Digitalisasi Dengan Persaingan Yang Sangat Ketat
Istilah “petrichor” pertama kali digunakan oleh dua peneliti dari Australia dan Britania Raya pada tahun 1964. Mereka menemukan bahwa bau itu sebenarnya berasal dari minyak yang dikeluarkan oleh tanaman saat cuaca kering, dan ini dilepaskan ketika tanah basah oleh hujan.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa saat hujan turun, minyak dan geosmin di udara membentuk gelembung kecil yang terbawa ke permukaan oleh tetesan air hujan. Itu sebabnya kita bisa mencium bau petrichor lebih sering saat musim hujan.
Bau khas yang muncul saat hujan disebut petrichor, biasanya bau ini muncul karena air hujan yang menyentuh tanah setelah musim kemarau berkepanjangan. Fenomena ini ditemukan pada tahun 1994 oleh ilmuwan asal Australia, Isabel Joy Bear dan R. G. Thomas.