Sebuah teori mengungkapkan bawa orang yang suka dengan bau hujan adalah orang yang tidak lepas dari pengalaman hidupnya. Seorang psikolog bernama Rachel Herz, mengungkapkan bahwa preferensi (selera) penciuman ini bahkan sudah terbentuk sejak kalian baru lahir. Jadi, mungkin saja saat kalian masih bayi atau kecil, kalian sudah sering mencium sesuatu yang menyerupai aroma hujan, sehingga saat dewasa kalian akan secara otomatis terhubung dengan suatu pengalaman tertentu yang pernah kalian alami.
Ada juga ahli yang mengatakan bahwa orang yang suka hujan merupakan hasil dari evolusi manusia. Hal ini disebut sebagai cultural synesthesia, atau sinestesia budaya oleh seorang ahli antropologi dari University of Queensland di Australia, Diana Young. Lantaran ada kemungkinan bahwa manusia zaman dahulu senang mencium bau hujan karena pada saat itu ada banyak tumbuhan dan binatang yang bisa dimakan.
Pada musim hujan, banyak orang mungkin mengalami sensasi yang menyenangkan ketika mencium bau tanah yang khas setelah hujan turun. Fenomena ini, yang sering kali diabaikan, ternyata memiliki dasar ilmiah yang menarik dan dapat memberikan dampak emosional serta psikologis yang positif. Artikel ini akan membahas apa yang menyebabkan bau tanah tersebut, mengapa kita merasa tenang dan senang saat menghirupnya, serta bagaimana fenomena ini berhubungan dengan psikologi manusia.
1. Penyebab Bau Tanah: Geosmin dan Mikrobioma Tanah
Baca Juga:Apa Kegunaan Dari Google Slides Dan Bagaimana Cara Menggunakanya Dengan Baik BenarApa Yang Di Lakukan Gen-Z Di Era Digitalisasi Dengan Persaingan Yang Sangat Ketat
Bau tanah yang khas setelah hujan, sering kali disebut sebagai “bau tanah” atau “petricor,” disebabkan oleh senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam tanah. Senyawa utama yang bertanggung jawab atas bau ini adalah geosmin, sebuah produk metabolisme dari bakteri tanah yang disebut actinomycetes. Geosmin adalah senyawa organik yang memiliki aroma yang khas dan bisa sangat kuat bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Ketika tanah kering, geosmin terperangkap dalam partikel tanah. Namun, setelah hujan, tetesan air meresap ke dalam tanah dan melepaskan geosmin ke udara. Senyawa ini kemudian menyebar melalui udara dan dapat tercium oleh indera penciuman kita. Geosmin memiliki struktur kimia yang menyebabkan manusia sangat sensitif terhadapnya, bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah.