RADARCIREBON.ID. – Telaga Remis adalah salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Kuningan yang terkenal dengan keindahan danau alami yang terletak di kaki Gunung Ciremai.
Tepatnya, Telaga Remis berada di Desa Kaduela, Kecamatan Mandirancan, sekitar 37 km dari pusat kota Kuningan.
Danau ini memiliki air yang jernih dan dingin, serta dikenal sebagai habitat remis, sejenis kerang air tawar berwarna kuning yang banyak ditemukan di sekitar telaga.
Baca Juga:Rafael Struick: Bintang Muda Timnas Indonesia yang Bersinar di Negeri Kincir AnginProfil Brisbane Roar: Singa Australia yang Menggemparkan A-League
Asal Usul Nama Telaga Remis
Nama Telaga Remis berasal dari bahasa Sunda, di mana “telaga” berarti danau, dan “remis” merujuk pada jenis kerang yang hidup di sekitar danau tersebut.
Remis tidak hanya memperkaya ekosistem, tetapi juga memiliki manfaat sebagai sumber protein yang baik untuk kesehatan. Hewan ini sering diolah menjadi hidangan lokal yang lezat.
Legenda Dibalik Keindahan Telaga Remis
Selain keindahannya, Telaga Remis juga menyimpan cerita legenda yang terkait erat dengan sejarah Kesultanan Cirebon.
Menurut cerita yang berkembang secara turun temurun, Telaga Remis berkaitan dengan kisah Sultan Giri Laya, penguasa Cirebon, dan putrinya, Ratna Pandan Kuning.
Putri ini adalah satu-satunya pewaris tahta Kesultanan Cirebon, dan kecantikannya menarik banyak pelamar, termasuk Elang Drajat, seorang pendekar dari Banjar Melati.
Namun, hati sang putri justru tertarik pada seorang pemuda bernama Elang Sutajaya yang datang dari wilayah lain.
Melihat hal ini, Sultan Giri Laya mengadakan sayembara perang, di mana Elang Sutajaya harus mengalahkan Elang Drajat untuk memenangkan hati Ratna Pandan Kuning.
Baca Juga:Desa Kaduela, Kuningan: Surga Tersembunyi dengan Tiga Telaga MemukauDesa Wisata Kaduela: Surga Tersembunyi di Kuningan
Dalam pertempuran tersebut, Elang Sutajaya berhasil mengalahkan Elang Drajat dan prajurit-prajuritnya.
Pertempuran yang Melahirkan Telaga
Tidak hanya kisah cinta, legenda juga mencatat pertempuran sengit antara Pangeran Purabaya dari Mataram dan Pangeran Selingsingan dari Cirebon.
Pertempuran ini berlangsung hingga ke wilayah Desa Kaduela, dan saking sedihnya melihat peperangan yang tiada akhir, Pangeran Selingsingan menangis.
Air matanya jatuh ke tanah dan membentuk sebuah kolam yang kini dikenal sebagai Kolam Nilam.
Sementara itu, Elang Sutajaya berhasil mengalahkan Pangeran Purabaya, yang kemudian memohon ampun dan berubah menjadi seekor bulus (kura-kura) bernama Si Mendung Purbaya, yang dipercaya hidup di Telaga Remis hingga kini.