RADARCIREBON.ID – Desa Kaduela terletak di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berikut ini merupakan sejarah Desa Kaduela.
Desa Wisata Kaduela menuju 15 besar desa wisata gelaran Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Desa Kaduela memiliki dua objek wisata yang dikelola oleh BUM-Des Arya Kemuning, yakni Talaga Biru Cirereum dan Side Land Kaduela.
Sejarah Desa Kaduela
Baca Juga:3 Jurusan di ITB Kampus Cirebon, Multikampus Berkualitas GlobalMengenal ITB Kampus Cirebon: Informasi Alamat dan Prodi yang Tersedia
Sejarah dimulai pada tahun 1525 M, saat itu ajaran syari’at islam di Cirebon sudah banyak berkembang melalui wali songo.
Saat itu, situasi di Cirebon sedang terjadi perselisihan para wali tentang syari’at ajaran Syeh Siti Jenar.
Untuk menghindari perselisihan yang berkepanjangan, Syech Maulana Makhdum Ibrahim bersama santrinya memutuskan untuk mengasingkan diri ke lereng bukit Gunung Ciremai.
Kedatangan beliau kemudian disambut baik oleh para penduduk lokal yang sebagian besar masih menganut agama budha.
Hingga lama-kelamaan, para penduduk mulai mengikuti ajaran agama islam dan berdirilah satu pedukuhan yang diberi nama “Kaduela”.
Kaduela berasal dari kata “kadu” yang berarti jauh dan “ela” yang berarti jelek. Secara keseluruhan, Kaduela memiliki arti “jauh dari kejelekkan”.
Di sebelah timur pedukuhan terdapat sebuah situ yang dinamakan Situ Cirerem yang diambil dari kata “paceureuman” atau pertemuan.
Baca Juga:4 Naravlog Kuliner Indonesia, Popular dan Memiliki Jutaan Subscriber!Profil Nex Carlos: Food Vlogger Pemilik Jargon “Makan Cuy!”
Di sana terjadi pertemuan antara Syech Maulana Ibrahim dan Syech Haji Abdul Iman, yakni pangeran Suta Pemalang yang bertempat di sebelah selatan padepokan Djanggala bernama Astana an-Banten.
Dalam penyebaran syari’at Islam, Syech Maulana Ibrahim selalu menekankan ke-tauhidan dalam kehidupan sehari-hari terutama rukun islam dan rukun iman.
Beliau menyebarkan Islam hingga ke wilayah Padjajaran-Banten. Setelah berhasil menyebarkan syari’at Islam ke berbagai wilayah, Syech Maulana Ibrahim menghabiskan masa tuanya di pedukuhan Kaduela.
Beliau wafat pada tahun 1575 dan dimakamkan bersama istrinya di pemakaman Si Djanggala atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama Buyut Luhur.
Ada beberapa bukti peninggalan Syech Maulana Makhdum Ibrahim, yakni bedug/dog-dog yang masih diabadikan hingga sekarang, kursi goyang dan meja bundar.