RADARCIREBON.ID – Sytem Ai di masa depan dan sekarang sangat maju sekali bagaimana tidak di negara kita saja sudah masuk 4 besar orang yang menggunakan teknologi yang berisikan Ai ini dari dunia pendidikan, perkantoran, konten kreator dan lain-lainya yang membikin Ai di negara kita sangat Booming dengan kemudahanya dalam membuat suatu gambar , video atau tugas yang kita inginkan.
Salah satu raksasa teknologi tersebut adalah Google, yang kini memiliki ambisi untuk memanfaatkan tenaga nuklir sebagai bagian dari pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang canggih. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Google berencana untuk mengintegrasikan kedua bidang ini, serta implikasinya untuk masa depan energi dan teknologi.
ada kabar yang bikin kita terperangah sebentar lagi Perusahaan yang bernama Google berambisi akan membuat tenaga nuklir yang akan di jadikan kercerdasan buatan atau bisa di bilang Ai learning atau bisa juga di bilang mesin Ai di zaman sekarang.
Baca Juga:Merebaknya Adanya Isu Idependent Women Di Kalangan Cewe Zaman SekarangManfaat Dan Kekurangan Buah Jengkol Buat Lauk Makan Di Rumah
di mana Solusi nuklir menawarkan sumber daya yang bersih dan tersedia sepanjang waktu yang dapat membantu kita memenuhi permintaan listrik dengan andal dengan energi bebas karbon setiap jam setiap hari,” kata Michael Terrell, Direktur Senior, Energi dan Iklim di Google.
dengan ini Google bekerja sama dengan Perusahaan yang bernama Kairos Power mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk membangun 7 reaktor nuklir kecil ini Amerika Serikat (AS). Ini dilakukan untuk memberi tenaga sistem artificial intelegent (AI) yang dikembangkannya.
Pembangkit listrik pertama diharapkan beroperasi pada tahun 2030, sedangkan reaktor lainnya akan di gunakan pada tahun 2035. Secara total, kesepakatan tersebut akan menyalurkan daya sebesar 500 megawatt ke teknologi AI milik perusahaan. Jumlah tersebut cukup untuk memberi daya pada kota berukuran sedang.
perusahaan Google ternyata sudah tandatangan kontrak buat pake reaktor nuklir kecil buat bikin banyak energi yang di butuhkan untuk ngasih daya ke pusat data kecerdasan buatan (AI) mereka. Perusahaan bilang kesepakatan sama Kairos Power bakal bikin mereka mulai pake reaktor pertama dekade ini dan bakal nambahin lagi sampe 2035.