Usia kerja yang ditetapkan di angka 22 tahun ini tidak muncul tanpa alasan. Dalam konteks global, banyak negara telah menerapkan batasan usia kerja untuk melindungi generasi muda dari eksploitasi dan untuk memastikan bahwa mereka memiliki pendidikan yang cukup sebelum memasuki dunia kerja. Di negara kita, tren ini mulai mendapat perhatian serius seiring dengan meningkatnya angka pengangguran di kalangan pemuda. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran muda mencapai 20% dari total angka pengangguran, menunjukkan bahwa masalah ini memerlukan perhatian khusus.
Tujuan Penetapan Batas Usia Kerja
Salah satu tujuan utama dari penetapan batas usia kerja di angka 22 tahun adalah untuk mendorong pendidikan dan pengembangan keterampilan yang lebih baik. Dengan mengharuskan individu untuk menyelesaikan pendidikan minimal hingga jenjang diploma atau sarjana, diharapkan kualitas sumber daya manusia dapat meningkat. Pendidikan yang lebih baik akan menghasilkan tenaga kerja yang lebih kompetitif dan siap menghadapi tantangan di era industri 4.0.
Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk mengurangi praktik pekerja anak dan pekerja muda yang dieksploitasi. Dalam banyak kasus, pekerja muda sering kali dipekerjakan dalam kondisi yang tidak aman dan dengan upah yang sangat rendah. Dengan adanya batasan usia ini, diharapkan pemerintah dapat lebih mudah mengawasi dan menegakkan regulasi ketenagakerjaan yang adil.
Baca Juga:Bagaimana Cara Menemukan Kucing Yang Tiba-tiba Hilang Dan Bagaimana Cara Membuatnya KembaliKenapa One Piece Memutuskan Untuk Episodenya Hiatus Untuk Tahun Ini Dan Kembali Ke Tahun Depan 2025
Dengan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pendidikan dan mengembangkan keterampilan, individu akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencapai potensi mereka. Ini dapat mengurangi ketimpangan sosial dan meningkatkan mobilitas sosial di masyarakat.
Namun, perlu juga diingat bahwa tidak semua individu memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Beberapa daerah, terutama di pedesaan, masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur pendidikan dan sumber daya. Oleh karena itu, kebijakan ini harus disertai dengan program-program dukungan yang memastikan bahwa semua anak muda, terlepas dari latar belakang mereka, dapat menikmati manfaat dari perubahan ini.