Sementara itu, inisiatif uji laboratorium berawal dari curhat konsumen di majalah Chalard Sue. Mereka kemudian melakukan pengambilan 24 sampel anggur dari 15 lokasi penjualan berbeda di Bangkok dan sekitarnya pada 2-3 Oktober 2024.
Dalam upaya pengambilan sampel ini, masih menurut laporan Nation Thailand, 24 sampel anggur dikumpulkan dari 15 lokasi penjualan berbeda di Bangkok dan sekitarnya pada tanggal 2-3 Oktober dengan harga berkisar antara 100 hingga 699 baht per kilogram. Sampel-sampel tersebut kemudian dikirim ke Laboratorium BVAQ yang terakreditasi berdasarkan ISO 17025 untuk menganalisis residu pestisida. Berikut adalah hasil temuannya :
1. Dari 24 sampel, negara asal hanya dapat diidentifikasi untuk 9 sampel yang berasal dari Tiongkok, sedangkan sisanya tidak memiliki informasi asal. 2. Satu sampel mengandung Klorpirifos, bahan kimia berbahaya (Tipe 4) yang dilarang. Sebanyak 22 sampel lainnya mengandung 14 jenis residu beracun yang melebihi batas standar (ditetapkan tidak lebih dari 0,01 mg/kg). 3. Sebanyak 50 jenis residu toksik ditemukan dalam anggur Shine Muscat. Di antaranya, 26 merupakan bahan kimia berbahaya Tipe 3 dan 2 merupakan bahan kimia Tipe 4 yang dilarang di Thailand (Klorpirifos dan Endrin aldehida). Selain itu, 22 bahan kimia tidak tercantum dalam peraturan zat berbahaya Thailand, termasuk Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, Spirotetramat, dan lainnya. 4. 37 dari 50 zat beracun yang ditemukan adalah pestisida sistemik (mencakup 74%) yang berpotensi bertahan dalam jaringan anggur sehingga sulit dibersihkan.