RADARCIREBON.ID-cara merawat murai batu untuk pemula sebaiknya perlu dipahami khususnya bagi yang akan memulai memelihara burung ekor panjang ini.
Sebab salah merawat, yang terjadi adalah burung bukannya makin gacor, sehat, dan tampil fighter justru yang terjadi sebaliknya.
Sejatinya burung murai adalah makhluk hidup yang memerlukan makan dan minum serta perawatan lainnya. Ia adalah burung pemakan serangga, yang karena dengannya burung ini merupakan burung bertipikal mudah emosi.
Baca Juga:Launching BNI KCP Tentara Pelajar dengan New Format. Thematic Banking CafeTim Assunnah Peduli Sukses Lakukan Pipanisasi 90 Kepala Keluarga di Desa Rambatan Ciniru Kabupaten Kuningan
Namun sebaliknya murai batu adalah burung yang mudah jinak, namun sekarang tergantung apa tujuan dari memelihara burung tersebut.
Murai batu merupakan burung yang pandai berkicau, mudah juga untuk mengikuti suara-suara burung lainnya sehingga burung ini mudah sekali untuk dimaster atau didengarkan suara-suara burung tertentu yang dianggap bagus sehingga diharapkan nantinya suara burung tersebut dapat terekam dalam memori burung murai batu.
Bagi pemula yang mencoba memulai merawat murai batu dengan tujuan mencetak burung juara ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam merawat murai batu yang benar.
Cara Merawat Murai Batu Untuk Pemula
berikut beberapa cara merawat murai batu untuk pemula yang perlu diketahui.
1. Hindari Pemberian Jangkrik Dengan Tangan Secara Langsung
Dalam memberikan jangkrik sebaiknya hindari pemberian jangkrik secara langsung dengan tangan alias disuapi, sebab hal ini akan menjadikan burung menjadi manja dan jinak.
Cara terbaik untuk memberikan Extrafooding (EF) khususnya jangkrik, yakni dengan cara membuka kerodong sedikit, lalu masukan jangrik yang telah disiapkan dicepuk Jangkrik, atau dengan cara membuka kerodong lalu letakan jangkrik ditempat cepuk jangkrik lalu tinggalkan biarkan burung memakan jangkrik tersebut.
2. Menggantung Burung Terlalu Tinggi
Sebab burung yang digantungkan teralu tinggi dapat menjadikan burung tersebut menjadi penakut, Kecuali burung tersebut merupakan burung yang terlalu jinak.
Baca Juga:Santri Pondok Pesantren Assunah Sukses Setorkan Hapalan Alqur'an di Depan Guru dan Santri Lainnya Hanya 9 JamMasya Allah Santri Kelas 10 Pondok Pesantren Sabilul Qur'an Kota Cirebon Berhasil Menyelesaikan Hapalan 30 Juz
3. Memaster Burung Dengan Volume terlalu Keras
Memaster burung khususnya dengan suara audio sebaiknay setel volume dengan suara rendah atau lirih saja, perlu dipahami bahwa burung sangat peka terhadap suara-suara yang terjadi disekitarnya.
Volume suara masteran yang terlalu tinggi akan dianggap seperti ancaman bagi burung murai, sehingga tidak akan direkam oleh memorinya. Apalagi jika burung yang dimasteri adalah burung muda, tentu hal ini menjadi hal yang wajib dihindari.