Hindari juga pemberi ulat misal ulat hongkong, ulat kandang, dan lainnya. Sebab ulat bersifat panas yang bisa saja jadi penyebab cacat atau penyebab kematian.
Pemberian kroto murni dengan air dapat diberikan sampai anakan berusia 7 hingga 10 hari.
pada usia selanjutnya kroto dapat divariasikan dengan dicampur pur dengan prosentasi 70% kroto 30% pur dalam bentuk cair agar mudah ditelan.
Baca Juga:Cara Merawat Anakan Murai Batu Umur 7 Hari Kunci Sukses Cuan Terus7 Langkah Penting Cara Merawat Murai Batu Tipe Dingin Agar Stabil dan Rajin Berkicau
3. Perhatikan Durasi Waktunya
Umumnya anakan murai batu akan merasa lapar kembali setelah kurang lebih satu setengah hingga dua jam kemudian.
Intensitas waktu pemberian makan atau loloh hendaknya konsisten jangan terlalu cepat atau dibawah waktu tersebut dan juga jangan terlalu lama di atas waktu tersebut.
Jumlah suapan juga sebaiknya diperhatikan jangan terlalu kenyang, sebab hal ini penting untuk menjaga meabolisme tubuh agar anakan murai batu senantiasa sehat.
4. Jaga Kebersihan Kandang
Tanda anakan murai batu itu sehat terlihat pada kotorannya. Anakan murai batu kotoranya berbentuk bulat menggumpal padat seperti gel.
Umumnya anakan murai batu akan buang air besar ketika diberi makan, tentunya si pemberi makan harus sigap untuk langsung membuang kotoran tersebut.
Jangan dibiasakan kotoran menumpuk disarang, sebab dapat menimbulkan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada anakan murai.
5. Extrafooding
Extrafooding atau makanan tambahan berupa jangkrik dapat diberikan ketika usia anakan mulai memasuki usia 15 hari.
Baca Juga:Selain Kebersihan Sangkar Perhatikan 12 Pantangan Dalam Cara Merawat Murai Batu Agar Rajin Berbunyi12 Cara Merawat Murai Batu Untuk Pemula Agar Burung Tidak Menjadi Rusak
Pada usia tersebut, mulai tumbuh sempurna bulu-bulu trotol disekujur tubuhnya dan umumnya ia akan mulai keluar dari sarang.
Ia akan bertengger di bibir sarang sebaiknya sudah bisa diberi tangkringan, agar terbiasa bertengger.
Pada usia tersebut, pemberian jangkrik sudah dapat diberikan dengan membuang kaki dan kepalanya.
Hal ini penting untuk diperhatikan agar kaki jangkrik tidak menyedak ditengggorokan saat ditelan.
Selanjutnya porsentasi pur dapat ditambah hingga takaran sebaliknya, hal ini penting dibiasakan agar anakan terbiasa makan put.
Apabila kotoran sudah berbentuk bukan lagi bulat padat seperti jel, maka pemberian jangkrik sudah dapat diberikan dengan sempurna dan artinya proses metabolisme tubuh sudah siap.
Cara merawat anakan murai batu dengan baik merupakan kunci sukses agar burung dapat tumbuh sehat dan sukses pula dalam mengembangkan usaha ternak burung murai.