RADARCIREBON.ID – Selama dua hari, 30 November dan 1 Desember 2024, Mandarin Study Centre (MSC) bersama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Cirebon memboyong profesor muda kelahiran 1993 ke Cirebon.
Sejak Sabtu (30/11), Novi Basuki PhD diajak untuk mengenal Cirebon seutuhnya dari segi sejarah.
Mengingat sejarah perkembangan Cirebon yang tidak lepas dari kontribusi etnis Tionghoa, MSC ingin memperlihatkan kedekatan antaretnis di Cirebon begitu harmonis.
Baca Juga:Stadion Utama Bima Kota Cirebon Direhab, Tampak Lebih Bagus Dari Biasanya39 Tim Bertarung di Perbasi Cup Kota Cirebon Tahun 2024
Sebab, Novi Basuki adalah sosok penulis, peneliti, dan pakar Islam di Tiongkok, atau yang dikenal dengan nama Wang Xiaoming.
Sejarah bahkan mencatat, persilangan budaya Arab dan Tiongkok begitu erat dalam kehidupan Kesultanan Cirebon. Masuknya para pedagang Arab dan Tiongkok di awal abad ke-14 awal mulanya.
Tidak lupa, Sunan Gunung Jati pun juga beristrikan perempuan Tionghoa, yaitu Ong Tien Nio atau Putri Ong.
Hubungan harmonis lintas identitas ini masih dapat dilihat di berbagai sudut Kota Cirebon. Di Keraton Kasepuhan misalnya, dengan banyaknya peninggalan-peninggalan Tiongkok yang ada di sana.
Hubungan manis antar etnis ini juga masih bisa kita rasakan di beberapa kawasan. Seperti kawasan Panjunan.
Di sana, etnis Tionghoa, Arab dan masyarakat lokal Cirebon hidup berdampingan sejak dulu. Keharmonisan ini juga dapat dilihat di sekitar Keraton Kanoman dan Pasar Kanoman yang didominasi pedagang Tionghoa, meskipun lokasinya bertetangga dekat dengan Keraton Kanoman.
Kedatangan santri yang melanjutkan pendidikan tingginya selama 10 tahun di Tiongkok itu, juga menjadi momen penting bagi masyarakat Cirebon, khususnya bagi mereka yang sama-sama mendalami perbahasaan (Mandarin).
Baca Juga:Pemilik LPKS Hiroku Cirebon Bayar Ganti Rugi Para Korban Gagal Terbang Ke JepangLPKS Hiroku TSW Cirebon Bantah Lakukan Penipuan Saat Berkantor di Brebes, Ini Penjelasannya
Sejak 2010, Wang Xiaoming melanjutkan pendidikannya di beberapa perguruan tinggi Tiongkok. Studi doktoralnya ditempuh di Universitas Sun Yat-sen setelah sebelumnya menyelesaikan pendidikan sarjana dan master di Universitas Huaqiao dan Universitas Xiamen.
Latar belakangnya yang merupakan seorang santri ini, menambah nilai eksistensinya. Mengingat, statusnya yang sebagai Peneliti dan Pemerhati Kajian Islam di Tiongkok.
Untuk itu, Lim Mulyadi, selaku Ketua Penyelenggara Acara yang juga anggota PSMTI Cirebon, bersemangat memboyong Novi Basuki ke Cirebon sebagai bentuk dukungan MSC juga PSMTI kepada generasi muda saat ini, khususnya dalam pendidikan Mandarin.