RADARCIREBON.ID – Apple, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, memiliki kebijakan dan pertimbangan yang sangat hati-hati dalam memilih negara tempat mereka akan berinvestasi. Meskipun Indonesia adalah pasar yang sangat potensial dengan jumlah penduduk yang besar dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan, Apple hingga kini belum banyak berinvestasi langsung di Indonesia.
Berdasarkan catatan, CEO Apple, Tim Cook, telah berinvestasi sebesar Rp. 1,6 triliun untuk membangun empat Apple Developer Academy di Indonesia, yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Bali. Namun, nilai investasi ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan investasi Apple di Vietnam dan Singapura. Di Vietnam, Apple telah menanamkan investasi sebesar US$15,84 miliar atau sekitar Rp. 256,22 triliun. Sementara di Singapura, investasinya mencapai US$250 juta atau sekitar Rp. 4 triliun.
Budi menjelaskan Vietnam memberikan insentif tax holiday selama 50 tahun kepada Apple, yang menciptakan sekitar 200.000 lapangan kerja di negara tersebut.
Baca Juga:Cara Mengatasi Nervous Saat Berbicara Di Muka Umum Apa Saja Caranya ??Hukum Nikah Sirih Bagi Beragama Muslim Dan Syarat Yang Harus Di Ajukan
“Kita mau tidak? Vietnam kasih insentif yang bombastis, tapi setiap negara punya kepentingan masing-masing,” katanya.
Pemerintah Indonesia, masih mempertimbangkan insentif yang akan diberikan kepada Apple untuk mendorong investasinya. Namun, keputusan akhir ada pada Kementerian Keuangan, Kementerian Investasi, dan Kementerian Perindustrian.
Apple sendiri telah berusaha agar iPhone 16 dapat segera beredar. Terkini, Apple dikabarkan menawarkan investasi baru ke pemerintah Indonesia dengan nilai sekitar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,58 triliun selama dua tahun.
Tetapi pemerintah Indonesia menginginkan Apple untuk mengeluarkan dana investasi 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15,8 triliun untuk satu tahun. Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menyebut Apple belum melirik Indonesia sebagai destinasi investasi utama dikarenakan ada beberapa faktor. Diantaranya kendala kemudahan berinvestasi dan kepastian hukum.
Diketahui, berdasarkan aturan pemerintah Indonesia, setiap produk elektronik yang dijual harus memiliki minimal 40 persen komponen yang bersumber dari dalam negeri. Namun, Apple gagal memenuhi persyaratan ini, sehingga iPhone 16 serta produk lainnya dari seri terbaru seperti iPhone 16 Pro dan Apple Watch Seri 10 dilarang dijual di Indonesia. Apple adalah perusahan bisnis dan tentu akan memilih tempat investasi yang menguntungkan mereka.