Sejak lama, pemerintah Indonesia menggunakan regulasi ini sebagai strategi untuk menarik investasi asing dan mendorong pabrikan teknologi berkontribusi lebih besar pada perekonomian lokal.
Apple sebelumnya telah berkomitmen untuk investasi sebesar $14,75 juta, namun laporan menunjukkan bahwa realisasi investasi mereka saat ini hanya sekitar $95 juta, jauh dari target yang dijanjikan.
Faktor yang bisa menjelaskan mengapa Apple enggan melakukan investasi besar di negara ini.
1. Tantangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Baca Juga:Cara Mengatasi Nervous Saat Berbicara Di Muka Umum Apa Saja Caranya ??Hukum Nikah Sirih Bagi Beragama Muslim Dan Syarat Yang Harus Di Ajukan
Salah satu alasan utama mengapa Apple cenderung enggan berinvestasi di Indonesia adalah tantangan terkait regulasi dan kebijakan pemerintah. Indonesia dikenal dengan kebijakan yang sering berubah-ubah, terutama dalam hal regulasi teknologi dan perdagangan. Salah satu contoh yang jelas adalah kebijakan domestikasi manufaktur yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Indonesia mengharuskan perusahaan teknologi asing untuk memiliki fasilitas produksi di dalam negeri jika ingin menjual produk mereka di Indonesia tanpa tarif bea masuk yang tinggi.
Apple, yang sebagian besar memproduksi perangkatnya di luar negeri (seperti di China atau India), mungkin melihat kebijakan ini sebagai hambatan besar. Persyaratan ini memerlukan investasi besar dalam hal infrastruktur dan tenaga kerja lokal, yang mungkin tidak sebanding dengan keuntungan yang dapat diperoleh dari pasar Indonesia.
2. Tingginya Pajak dan Biaya Impor
Indonesia dikenal dengan tingkat pajak yang relatif tinggi, terutama untuk barang-barang impor. Produk Apple, seperti iPhone, MacBook, dan iPad, yang berasal dari luar negeri, dikenakan tarif pajak yang tinggi. Pajak yang tinggi ini mempengaruhi daya beli konsumen Indonesia dan pada gilirannya mempengaruhi volume penjualan produk-produk Apple. Untuk Apple, ini bisa menjadi alasan penting untuk tidak melakukan investasi besar dalam jangka pendek, terutama jika mereka merasa bahwa biaya tambahan tersebut akan mempengaruhi profitabilitas produk mereka di Indonesia.
3. Persaingan yang Ketat dengan Merek Lokal dan Brand Lain
Pasar Indonesia memang besar, namun persaingan di sektor teknologi juga sangat ketat. Apple harus bersaing dengan sejumlah merek lokal dan internasional yang lebih terjangkau, seperti Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo. Merek-merek ini telah membangun basis konsumen yang kuat di Indonesia dengan menawarkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang lebih bersaing. Sementara itu, Apple terkenal dengan harga premium yang mungkin tidak sesuai dengan daya beli sebagian besar konsumen Indonesia. Ini membuat Apple harus berpikir dua kali sebelum melakukan investasi besar di Indonesia, karena mereka harus menghadapi tantangan berat dalam hal harga dan permintaan pasar.