Setelah menerima keluhan, Amay memeriksa stok minyaknya dan menemukan kejanggalan. “Saat dicek, memang benar ada perbedaan. Warnanya lebih gelap dan aromanya tidak sama dengan minyak asli,” jelasnya.
Amay berharap, pihak berwenang, termasuk kepolisian dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), segera mengambil tindakan untuk mengusut peredaran minyak goreng palsu ini. “Minyak seperti ini bisa berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dan sangat merugikan,” tegasnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak terkait belum memberikan pernyataan resmi mengenai kasus dugaan peredaran minyak goreng palsu tersebut. Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam membeli minyak goreng bersubsidi. (*)