RADARCIREBON.ID – Konflik israel dan palestina makin berlarut-larut dan banyak korban yang tak terbendung membuat Konflik tersebut menyebabkan dampak kemanusiaan yang sangat besar. 46.000 warga Palestina dan 1.200 warga Israel menjadi korban meninggal dunia dalam konflik itu, menurut laporan otoritas kesehatan di Gaza dan Israel.
Perjanjian gencata senjata sebenarnya tidak akan mengakhiri perang ataupun membawa perdamaian. Gencatan senjata bukanlah obat mujarab untuk perang serta dampaknya, termasuk trauma, pengungsian, kelaparan, dan kematian, yang telah dialami oleh orang-orang Israel dan Palestina, baik sebelum maupun setelah 7 Oktober. Penderitaan tersebut sudah pasti akan terus ditanggung oleh mereka, jauh setelahnya.
Gencatan senjata yang berlangsung selama 15 bulan terakhir awalnya disepakati sebagai upaya untuk mengurangi ketegangan antara Israel dan kelompok-kelompok bersenjata di Gaza. Kesepakatan tersebut dimediasi oleh pihak internasional, termasuk Mesir dan PBB, yang bertujuan untuk menciptakan suasana kondusif bagi negosiasi jangka panjang. Selama periode ini, meskipun ada beberapa pelanggaran kecil, relatif tidak ada eskalasi besar yang terjadi di wilayah tersebut.
Baca Juga:Penampakan Bentuk Nitendo Switch 2 Yang Sudah Bocor Dan Booming Di Sosial Media SekarangDi Zaman Sekarang Gelar Sarjana Tidak Menjamin Kalian Dapat Kerja, Banyaknya Pengguran Di Mana – mana
Netanyahu mengatakan dia akan mengadakan pertemuan kabinet keamanannya pada Jumat malam, dan kemudian pemerintah akan menyetujui kesepakatan penyanderaan yang telah lama ditunggu-tunggu.
Pernyataan Netanyahu sebelum fajar tampaknya membuka jalan bagi persetujuan Israel terhadap perjanjian tersebut. Kesepakatan tersebut akan menghentikan pertempuran di Jalur Gaza dan membebaskan puluhan sandera yang ditahan oleh militan di Gaza sebagai imbalan atas tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Kesepakatan itu juga akan memungkinkan ratusan ribu warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal untuk kembali ke rumah mereka di Gaza. Selain itu, kesepakatan disebut berisi penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap, setelah kesepakatan nanti di umumkan. Dan walaupun kedua pihak sekarang dikatakan telah menyetujuinya, Kabinet Israel perlu menyetujui kesepakatan tersebut sebelum dapat dilaksanakan.
Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.
edua kubu direncanakan kembali bertemu untuk membahas kesepakatan damai yang lebih permanen, pelepasan sisa tawanan Israel dan warga Gaza yang tidak terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, serta penarikan pasukan Israel dari sejumlah wilayah di Palestina.