RADARCIREBON.ID – Di pecat Jadi guru SD Di tengah nasib buruknya tersebut, mengetuk hati Ahmad Dhani untuk menawarkan pekerjaan baru untuk Novui. Ahmad Dhani mengaku bersedia merekrut personel band Sukatani, Novi Citra Indriyati, sebagai staf ahli atau asisten pribadi di DPR.
Berawal dari Polemik ini justru membawa berbagai tawaran kepada sang vokalis, termasuk menjadi staf ahli Ahmad Dhani di DPR, duta Polri, atau kembali ke dunia pendidikan. Kontroversi bermula setelah lagu “Bayar Bayar Bayar” milik Sukatani viral di media sosial. Lagu ini mengkritik praktik pungutan liar oleh oknum kepolisian, yang kemudian memicu berbagai reaksi.
Anggota DPR RI Komisi X, Ahmad Dhani, menyatakan kesediaannya untuk merekrut Novi Citra Indriyati alias Twister Angel sebagai staf ahli atau asisten pribadinya di DPR. Pernyataan ini ia sampaikan di tengah polemik pemecatan Novi sebagai guru di SDIT Mutiara Hati, Banjarnegara.
Baca Juga:Ini Dia Kalimat Yang Sering Di Ucapkan Orang Yang Belum Bisa Bergaul Dimuka UmumPekerjaan Yang Bagus Untuk Ibu Hamil Yang Bisa Dapatkan Cuan Yang Banyak
Ahmad Dhani bahkan menjanjikan bayaran lebih besar jika Novi bersedia bekerja dengannya. “Kalau tidak dipekerjakan lagi, saya bersedia menerima sebagai pegawai saya. Tentu gajinya lebih besar daripada guru di Purbalingga,” ungkap Dhani, seperti diberitakan detikcom pada Rabu (26/2).
Pendiri Band Dewa 19 itu menegaskan kesiapannya untuk menerima vokalis band Sukatani tersebut menjadi staf di DPR. “Saya siap menerima lead vocalist Sukatani untuk bekerja, mungkin jadi staf ahli saya, PA (personal assistant) saya di DPR,” lanjutnya.
Polemik Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’
Ahmad Dhani juga turut berkomentar soal kontroversi lagu Bayar Bayar Bayar yang dirilis oleh band Sukatani. Lagu ini sempat memicu spekulasi di masyarakat lantaran liriknya yang menyinggung dugaan praktik pungutan liar oleh oknum polisi.
Setelah mendapat tekanan, dua personel Sukatani, Muhammad Syifa Al Lutfi alias Alectroguy dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel, menyampaikan permintaan maaf kepada institusi Polri melalui media sosial. Namun, publik merespons dengan menyuarakan dukungan terhadap lagu tersebut, bahkan menggemakannya dalam berbagai aksi di Jakarta dan Yogyakarta pada 21 Februari lalu.
Dhani mengungkapkan dirinya ikut mendorong kepolisian untuk lebih terbuka terhadap kritik. Ia bahkan menghubungi Komisi III DPR RI agar bisa menyalurkan sarannya kepada Kapolri. “Saya tinggal WhatsApp Komisi III, Komisi III tinggal telepon Kapolri. Itu lah gunanya seorang seniman ada di DPR,” ujarnya.