Isu Perselingkuhan dan Warganet

ilustrasi
freepik
0 Komentar

Seorang jurnalis sekaligus pendiri Narasi, Najwa Shihab pernah mengatakan bahwa tokoh publik memang milik publik dalam sisi kerja dan perannya. Tapi urusan pribadi tetaplah punya batas. Kita harus belajar membedakan antara skandal dan privasi.

Contoh sebuah kasus. Dalam beberapa hari terakhir, publik dihebohkan oleh isu yang menyeret dua nama yang tidak asing di ruang media sosial. Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, dan Lisa Mariana.

Isu yang beredar bukan main-main dugaan hubungan spesial di luar pernikahan. Namun, hingga hari ini, kebenaran isu tersebut masih menjadi tanda tanya besar, dan belum ada pernyataan resmi yang mengonfirmasi ataupun membantah secara eksplisit dari pihak keluarga Ridwan Kamil.

Baca Juga:Pemkab Indramayu Gelontorkan Bantuan Rp1 Miliar untuk Operasional Ibadah HajiKabupaten Kuningan Berpotensi Jadi Industri Pertanian, Bagaimana Caranya?

Isu ini menyentuh banyak lapisan. Dimulai dari kepercayaan publik, integritas moral, hingga bagaimana media sosial dapat membentuk persepsi hanya dengan potongan gambar, komentar, atau asumsi.

Sampai opini ini ditulis, tidak ada bukti yang sahih yang menunjukkan bahwa ada pelanggaran etika atau hubungan tersembunyi di antara keduanya.

Dalam era digital, privasi kian menjadi barang langka. Apa yang semestinya menjadi urusan pribadi, bisa menjadi konsumsi publik hanya dalam hitungan detik. Terlebih ketika tokoh publik terlibat, peristiwa personal kerap dinilai dengan kacamata subjektif.

Akan tetapi, ada garis tipis yang perlu dijaga. Garis tipis yang dimaksud ialah hak masyarakat untuk tahu, dan hak individu untuk melindungi ruang pribadinya.

Sampai bukti valid terungkap, isu ini tetap berada di area spekulatif. Seyogianya isu ini diperlakukan dengan hati-hati, bukan dijadikan bahan bakar viralitas.

Yang jelas, dalam riuhnya komentar dan teori yang berseliweran, ada baiknya kita memilih menjadi warganet yang sabar, bijak, dan tidak reaktif.

Biarlah waktu, data, dan pernyataan resmi yang berbicara. Karena dalam dunia informasi yang berlari cepat, terkadang diam adalah bentuk paling etis dari menunggu kebenaran.

Baca Juga:Inilah Ayat Alquran Favorit RA Kartini, Jadi Inspirasi Judul Buku 'Habis Gelap, Terbitlah Terang'Semangat Kartini, Polwan Kuningan Donor Darah untuk Kemanusiaan

Satu sisi, dulu, berita perselingkuhan hanya ada di majalah gosip mingguan. Kini, dalam hitungan detik, potongan video dan screenshot bisa menyebar ke ribuan hingga jutaan akun.

0 Komentar