Forista Merespons Kebijakan-kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

SAMSUL HUDA/RADAR CIREBON
ANGKAT BICARA: Koordinator Forista Ariyanto didampingi Ketua ASPPI Rojak dan Ketua Gapit Aziz menyikapi soal study tour dan mendukung langkah KDM menjadikan Cirebon sebagai Yogjakartanya Jawa Barat.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID Dukung Cirebon Jadi Yogyakartanya Jabar, Juga Siap Ikuti Aturan tentang Study TourForum Lintas Asosiasi Travel Agen (Forista) Cirebon menyambut baik wacana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjadikan Cirebon sebagai Yogyakartanya Jawa Barat. Agenda itu harus diselaraskan dengan promosi wisata yang baik.

SAMSUL HUDA, Cirebon

KOORDINATOR Forum Lintas Asosisasi Travel Agen (Forista) Ariyanto mengaku sepakat dengan agenda besar Gubernur Jawa Barat. Dengan demikian, peluang mengenalkan sejarah dan budaya semakin lebar.

Agenda study tour pun harus menjadi bagian dari promosi wisata di Jawa Barat. Pun memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa yang lebih luas.

Baca Juga:Respons DPRD Indramayu Soal Sanksi Lucky Hakim: Pembelajaran untuk Kita SemuaLucky Hakim Disanksi Magang 3 Bulan – Legawa, Siap Jalani Program Pendalaman Tata Kelola Politik dan Pemerinta

“Kami Forista yang di dalamnya ada 150 biro siap mempromosikan Cirebon sebagai kota budaya dan pariwisata,” kata Ariyanto didampingi Ketua Ketua Asosiasi pelaku pariwisata Indonesia (ASPPI) Rojak dan Ketua Gabungan Industri Tour Dan Travel (Gapit), Aziz.

Yang terpenting, kata Ariyano, tinggal bagaimana Cirebon mempersiapkan sarana prasana, sehingga Cirebon menjadi pilihan wisata yang baik dan mampu menyaingi Yogyakarta.

“Tinggal bagaimana marketnya, dan dukungan masyarakat sadar terhadap wisata. Misal, tingkat kebersihannya, ramah, santun dan care terhadap siapapun,” ucapnya, Kamis 24 April 2025.

Lebih jauh, Ariyanto berharap agenda study tour tetap bisa terbuka. Berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada batasan. Namun dengan catatan. Sekolah tidak boleh memaksa siswanya mengikuti study tour.

“Kami siap mengikuti regulasi yang ada. Mulai dari kendaraan dan driver yang sehat. Apapun itu, seketat regulasinya kami ikuti,” terangnya.

“Kami juga sering menyampaikan terhadap pihak sekolah agar tidak memaksa siswanya yang tidak ikut,” tegasnya.

Adapun kendaraan yang digunakan, kata Ariyanto, di Ciayumajakuning semua kendaraan bus dalam kondisi sehat. Bahkan terbaru. “Mayoritas baru. Paling lama usia 5-10 tahun. Tidak lebih dari itu,” ucapnya.

Baca Juga:Wis Cirebon Bae, Antara Potensi dan Tiru Yogyakarta: Catatan CEO Radar Cirebon Group pada 2023

Ariyanto menjelaskan, sebetulnya banyak manfaat dalam agenda study tour, salah satunya mengenal dunia luar. Ada interaksi dengan dunia luar. Pengetahuan sejarah dan budaya, yang dapat dilihat langsung.

“Jangan sampai seperti katak dalam tempurung. Kasian mereka yang tidak mengenal sejarah, diluar sana. Studi tour itu merupakan momen atau kesempatan dengan biaya murah,” bebernya.

0 Komentar