Tinggal bagaimana sekolah, tidak memaksakan mereka yang enggan ikut lantaran terbentur biaya. “Bagi mereka yang tidak mampu, sebetulnya kami itu ada slot dua kursi. Free. Memberikan kesempatan. Tapi, kalau lebih dari itu, maka formulasi lainnya adalah subsidi silang dari pihak sekolah,” ucapnya.
Slot ini, hanya pihak sekolah dan travel yang mengetahui. Khawatir muncul kecemburuan sosial. Minder dan menghindari bully. Namun slot itu jangan disalahgunakan. Kasih peluang mereka yang tidak mampu.
Maka, tambah Ariyanto, pihaknya mendukung langkah Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon yang mengambil jalan tengah ditengah kebijakan Gubernur Jawa Barat yang melarang study tour dengan sikap Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang masih memberi peluang agenda study tour. (*)