MAJALENGKA – Desa Kepuh, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, mendadak menjadi sorotan dunia berkat inovasi teknologi air bersih yang dikembangkan oleh Universitas Majalengka (Unma).
Desa yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam distribusi air bersih ini kini menjelma menjadi simbol kemajuan teknologi berkat hadirnya proyek Kampung Elektronik Pintar Kepuh (KEPUH), hasil kolaborasi tim Fakultas Teknik Unma.
Proyek berbasis Internet of Things (IoT) tersebut menjadi satu-satunya perwakilan dari Majalengka yang berhasil masuk sebagai nominee dalam ajang WSIS Prizes 2025, sebuah kompetisi inovasi global yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui International Telecommunication Union (ITU).
Baca Juga:Kemenag Jabar Siap Berangkatkan 38 Ribu Jamaah HajiTelkom Witel Priangan Timur Dukung Uji Kompetensi Keahlian Siswa TKJ SMK PGRI Karangampel
Dekan Fakultas Teknik Unma, Dony Susandi, mengungkapkan bahwa Desa Kepuh memiliki potensi air bersih yang melimpah, namun belum termanfaatkan secara optimal.
“Melihat kondisi tersebut, tim kami bergerak cepat dengan menciptakan sistem digital berbasis sensor dan kendali otomatis yang dapat memantau ketersediaan serta penggunaan air bersih secara real-time. Sistem ini memungkinkan distribusi air yang adil dan efisien ke seluruh warga, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi air melalui data dan statistik lapangan,” jelasnya.
“Inilah bukti bahwa teknologi tidak harus lahir dari kota besar. Inovasi bisa muncul dari desa kecil, selama ada semangat dan kolaborasi,” tambahnya pada Sabtu, 26 April 2025.
Berkat inovasi tersebut, Desa Kepuh bersama Unma kini tampil di panggung dunia melalui WSIS Prizes 2025.
Ajang ini merupakan forum global yang menilai proyek-proyek teknologi informasi dan komunikasi yang berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Proyek KEPUH masuk dalam kategori C7. E-Environment, bersaing dengan ratusan proyek dari berbagai negara. Puncak forum ini akan digelar dalam WSIS+20 High-Level Event di Jenewa, Swiss, pada Juli 2025.
“Jika Kepuh menang, maka inovasi air bersih dari Majalengka akan menjadi contoh bagi dunia tentang kekuatan teknologi berbasis kearifan lokal,” ujar Dony.
Baca Juga:Dukung Cirebon Rasa Yogyakarta, DPRD Desak Perbup Pemajuan Kebudayaan DiterbitkanGedung Negara Jadi Bale Jaya Dewata, Pemkot Cirebon Belum Terima Surat dari Pemprov Jabar
Sementara itu, Kepala Bidang Statistik dan Persandian Diskominfo Majalengka, Indra Budiman, menyatakan bahwa proyek ini bisa menjadi pintu gerbang kolaborasi yang lebih luas.
“Teknologi ini sangat memungkinkan untuk diterapkan di berbagai daerah yang mengalami masalah serupa. Kami siap mendukung dan mengajak masyarakat untuk turut memilih,” tegasnya.