Ia mengubah wajah Vatikan dari simbol kemewahan menjadi simbol kerendahan hati. Ia memperjuangkan keadilan iklim, mengutuk eksploitasi ekonomi, serta merangkul mereka yang terpinggirkan, seperti kaum migran, minoritas, dan korban konflik. Namun, ada salah satu bab penting dalam warisan kemanusiaannya terjadi di belahan dunia yang jauh dari Vatikan, yaitu Indonesia. Pada tahun 2024, Paus Fransiskus akhirnya menginjakkan kaki di tanah air Indonesia setelah kunjungan yang telah lama dinanti. Bukan sekadar kunjungan diplomatik atau ziarah ke negara dengan komunitas Katolik di Asia Tenggara. Ini adalah perjalanan spiritual, sosial, dan politis yang sarat makna. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menjadi panggung bagi misi global Paus Fransiskus. Ia melakukan dialog antaragama, berbicara tentang toleransi, dan harmoni sosial.
Dalam pidatonya di Jakarta, beliau menyebut Indonesia sebagai laboratorium hidup kerukunan dunia. Ia bertemu dengan para pemimpin agama Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, dan tentu saja Katolik. Sebuah pertemuan penting untuk membangun narasi bersama tentang pentingnya menjaga nilai kemanusiaan di tengah keragaman.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak berakhir dengan sekadar seremonial. Ia mendorong terbentuknya forum lintas agama permanen yang menjadikan Indonesia sebagai pusat dialog global. Ia juga menyuarakan perhatian terhadap perubahan iklim, menyebut Indonesia sebagai paru-paru dunia yang harus dijaga, sembari memuji peran masyarakat adat dan kearifan lokal dalam menjaga bumi.
Baca Juga:SMKN 1 Balongan Sukses Gelar Uji Kompetensi SiswaGerakan Buang Sampah Wujudkan Majalengka Bersih dan Sehat
Tak hanya itu, kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal selama lawatannya ke Indonesia menjadi salah satu momen paling menyentuh dan simbolis dalam sejarah hubungan antaragama di tanah air dan dunia. Peristiwa ini bukan hanya bersejarah, tetapi juga penuh makna spiritual yang mendalam dan menunjukkan betapa kasih dan hormat bisa melampaui batas doktrin keagamaan.
Saat tiba di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus disambut hangat oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, bersama jajaran tokoh lintas agama lainnya. Paus, dengan penuh hormat, melepas sepatunya sebelum memasuki ruang utama masjid, sebuah gestur kecil yang menggambarkan respek luar biasa terhadap tradisi Islam. Kunjungan Paus inilah yang menjadi jembatan iman di tengah keragaman.