CIREBON- Sekitar 500 warga etnis Tionghoa dengan senyum semringah memasuki area ballroom Cahaya Resto Cirebon, Minggu (27/4/2025).
Mengenakan dresscode berwarna merah, mereka bersemangat karena bertemu teman sejawat. Juga sambil foto bersama. Reuni Akbar Sekolah Wen Hoa ini terasa istimewa karena menjadi reuni terakhir.
“Kami tak muda lagi. Ini yang datang paling muda usia 55 tahun, bahkan sudah ada yang hampir 90 tahun,” kata Fredi Susilo selaku Ketua Reuni Akbar Sekolah Wen Hoa ke-120 tahun.
Baca Juga:Proyek KEPUH Inovasi Fakultas Teknik Unma Masuk Nominasi PBB32 Biksu Menetap Tiga Hari di Cirebon
Fredi Susilo juga tampak bersemangat saat wawancara dengan Radar Cirebon. Ia pun bercerita tentang kiprah Skolah Wen Hoa. Pada tahun 1905, kata Fredi Susilo, Sekolah Wen Hoa (Chung Hua) hadir di Indonesia, salah satunya Cirebon.
Sekolah Mandarin ini cukup besar kiprahnya di Indonesia, juga di Cirebon. Sejak hadir di Cirebon, sekolah ini bermula dengan sebuah rumah kecil. Lalu berkembang menjadi dua ruang kelas dan akhirnya memiliki tempat di Jalan Pengampon. Dari situ, berkembang memiliki Taman Kanak-Kanak dan jenjang Sekolah Dasar.
Lalu hadir dan berkembang memiliki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan pindah ke Jalan Merdeka. Namun sayang, usai kejadian G30S/PKI, secara resmi pada tahun 1966 sekolah ini ditutup oleh pemerintah. “Alumni tahun 1966 menjadi alumni terakhir,” tuturnya.
Dalam acara reuni itu, para alumni sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha. Tak hanya di Indonesia, namun mereka juga banyak yang sukses di negara luar seperti Hongkong dan China.
“Dahulu orang Tionghoa tidak diperbolehkan memiliki profesi apapun, sangat terbatas. Sehingga banyaknya memilih menjadi pengusaha. Tak heran di angkatan kami sebagian besar merupakan pengusaha yang tersebar di Indonesia bahkan dunia. Paling banyak di Hongkong dan China,” ujar Fredi Susilo kepada Radar Cirebon.
Pihaknya pun berharap para alumni sekolah Wen Hoa bisa selalu memberikan manfaat bagi sesama. Hal ini terwujud dalam beberapa kegiatan bakti sosial yang kerap digelar. Mulai dari pembagian sembako pada momen hari raya keagamaan hingga baksos kesehatan seperti donor darah.
“Kemungkinan ini menjadi momen reuni akbar terakhir karena usia kami tidak muda lagi. Namun kami berharap bisa selalu berbagi dan bermanfaat bagi sesama,” tukasnya. (apr)