CIREBON- Polemik pengelolaan Stadion Bima Kota Cirebon semakin memanas. Selain pengaduan polisi, juga penyegelan stadion.
Hal itu dilakukan Subagja selaku owner Bina Sentra Football Academy. Subagja menggembok pintu masuk Stadion Bima Senin pagi (28/4/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.
Siang harinya sekitar pukul 13.30 WIB, Kadispora Kota Cirebon Irawan Wahyono memberikan perlawanan dengan membuka paksa gembok itu.
Baca Juga:Proyek KEPUH Inovasi Fakultas Teknik Unma Masuk Nominasi PBB32 Biksu Menetap Tiga Hari di Cirebon
Kisruh ini memuncak di tengah persiapan Piala Pertiwi 2025 yang akan menggunakan Stadion Bima. Izin untuk menyewa lapangan pun menjadi perdebatan. Subagja mengatakan pihaknya melakukan penggembokan agar Stadion Bima tidak digunakan tanpa izin.
Ia menegaskan bahwa Stadion Bima dalam status quo. Artinya tidak disewakan. Namun, tiba-tiba akan ada event Piala Pertiwi 2025 tanpa pemberitahuan kepada pihaknya sebagai pengelola. “Ini event besar yang melibatkan beberapa sponsor tapi dilaksanakan tanpa sepengetahuan, tanpa koordinasi, tanpa bersilaturahim dengan pihak pengelola. Dalam hal ini saya sebagai pihak penyewa pengelola dari Bina Sentra Football Academy,” kata Subagja kepada media.
Sebab itulah, Subagja pun melakukan penyegelan pada Stadion Bima. Ia mengaku sudah mengadakan rapat dengan Pemkot Cirebon yang menyatakan bahwa status kuo dan segel, sehingga stadion tidak bisa digunakan sambil menunggu peninjauan ulang MoU atau kesepakatan kerja sama.
Dengan tindakan itu, Subagja menyatakan bahwa Piala Pertiwi 2025 gagal. Karana, event tersebut digelar tanpa koordinasi dari pihak pengelola lapangan, yakni dirinya. “Tanpa adanya informasi perizinan yang lengkap, sehingga kami sebagai pengelola keberatan dan dinyatakan Piala Pertiwi yang berlokasi di kota Cirebon, saya nyatakan gagal. Tidak bisa dipakai,” tegasnya.
Ia kembali menjelaskan alasan utama menyegel stadion. Yakni, Kepala Dispora Kota Cirebon Irawan Wahyono tidak melakukan pemberitahuan atau koordinasi terkait adanya Piala Pertiwi. “Kadispora tidak koordinasi dan tidak memberitahukan terlebih dahulu. Tidak transparan terhadap saya sebagai yang mempunyai hak sebagai penyewa lapangan, sebagai pengelola lapangan,” ucapnya.
Subagja pun menceritakan awal mula Bina Sentra Football Academy menjadi pengelola Stadion Bima. Pihaknya, kata Subagja beberapa kali diminta untuk membantu perbaikan Stadion Bima. Dari permintaan itu, Subagja dan tim berdiskusi dengan matang untuk menerima tawaran itu.