Hardiknas: Mengawal Arah Pendidikan Nasional

Ilustrasi
Ilustrasi Hardiknas. Foto: Istimewa.
0 Komentar

Dengan demikian, peserta didik tidak hanya giat dalam menjalankan ibadah ritual, tetapi juga komitmen melakukan aktivitas yang terbingkai dengan nilai pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari.

INTEGRASI PEMBELAJARAN

Rasanya sangat tidak cukup mewujudkan pendidikan keimanan dan akhlak mulia hanya dengan dua atau empat jam per pekan mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Untuk itu, ada upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mewujudkan hal itu.

Pertama, integrasi mata pelajaran umum dengan PAI. Guru harus dapat mengaitkan atau memadukan mata pelajaran yang diajarkan dengan PAI. Misalnya, guru matematika menjelaskan perhitungan dengan contoh perhitungan zakat harta atau perhitungan warisan.

Baca Juga:Gelar Tinju untuk Cegah TawuranSukseskan Swasembada Pangan, Wakil Bupati Indramayu Dukung Percepatan Tanam Padi

Guru bahasa dan sastra harus berusaha agar tema yang diajarkan, baik pada bagian mengarang, cerita, dan puisi mengandung ide-ide Islami. Melalui pembelajaran terintegrasi ini secara otomatis ketika siswa belajar pelajaran umum juga belajar PAI.

Kedua, menghimpun ayat-ayat Alquran dan hadis yang terkait dengan materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini, guru agama berperan membantu guru-guru umum dalam menyiapkan ayat dan hadis yang terkait.

Ketiga, membangun pola hubungan yang agamis. Ketika hendak masuk kelas, guru menunjukkan wajah cerah kepada siswa dan mengucapkan salam. Begitu pula ketika bertemu di luar kelas, hendaknya mengucapkan salam dan berjabat tangan.

Kemudian, guru memulai pembicaraan dengan mengucapkan pujian kepada Allah dan shalawat Nabi SAW. Jika hendak menjelaskan pelajaran di atas papan tulis, buatlah tulisan basmalah terlebih dahulu, agar kalimat itu yang pertama kali dilihat oleh siswa. Sehingga, siswa tahu setiap akan memulai aktivitas harus dimulai dengan basmalah. Dan, setelah selesai pelajaran, guru menutup dengan doa, dan mengucapkan salam.

PEMBIASAAN

Untuk pengembangan potensi diri peserta didik diperlukan pendidikan pembiasaan. Dalam syair dikatakan, anak akan tumbuh pada apa yang dibiasakan ayahnya kepadanya. Ia tidak dapat tunduk oleh akal, tapi kebiasaanlah yang dapat menundukkannya.

Dalam pepatah Arab, Man syabba ala syai in, syaaba alaihi , barangsiapa yang membiasakan sesuatu (di waktu mudanya), maka akan terbiasa melakukannya (di masa tuanya).

0 Komentar