Selain itu, tujuan lokasi study tour juga harus jelas. Ada persetujuan dan sesuai kemampuan orang tua siswa.
“Orang tua mampunya ke mana nih? Itu diketahui melalui polling. Kalau tidak ada yang pas. Tidak usah ikut, gak apa-apa. Jadi kami menilai apa yang disampaikan gubernur itu bukan larangan. Tapi lebih kepada jangan memberatkan orang tua siswa,” ucapnya.
Tidak hanya persetujuan dari orang tua siswa, kelaikan kendaraan pun wajib diperhatikan. Maka, kendaraan yang akan digunakan wajib mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perhubungan.
Baca Juga:Perdana, CJH Kabupaten Cirebon Berangkat ke Tanah SuciSoal Tuntutan Honorer, Sekda Kabupaten Cirebon Pastikan Pemda Berupaya Semaksimal Mungkin
“Itu hasil diskusi dengan Kepala Dinas pendidikan se Jawa Barat dan banyak yang berpendapat demikian. Dan kami pun akhirnya memilih jalan tengah. Bukan mengizinkan. Tapi ada pemberitahuan dari pihak sekolah ke kami,” tutur Ronianto.
Ia menambahkan, bagiamana pun juga anak-anak butuh wawasan dengan metode pembelajaran di luar kelas. Namun, bagi yang tidak bisa ikut, pihak sekolah jangan memaksa.
“Kalaupun diberi tugas jangan yang berat-berat. Lebih kepada tugas lokal membuat karya ilmiah. Seputar Cirebon atau apapun itu yang penting materi itu mudah didapat. Toh sekarang serba mudah. Semua bisa dijangkau melalui teknologi (internet, red),” terangnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Astanajapura Dr H Dedi Kenedi MPd mengatakan bahwa pada akhir tahun ajaran 2024/2025 ini pihaknya tidak melaksanakan kegiatan study tour. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari kepatuhan terhadap aturan Gubernur Jabar tentang larangan study tour.
“Kita di sekolah tentunya harus nurut saja apa kata pimpinan. Dan memang kita juga tidak ingin memberatkan para orang tua siswa,” katanya kepada Radar Cirebon, Minggu (4/5/2025).
Adapun untuk kegiatan selebrasi perpisahan siswa kelas XII, kata Dedi, SMAN 1 Astanajapura hanya akan melaksanakannya secara sederhana. Acara perpisahan hanya akan diisi dengan kegiatan seremoni sederhana, lalu penanaman pohon di lingkungan sekolah dan bakti sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kita hanya akan mengundang Komite Sekolah, Pengawas, dan para orang tua siswa. Karena ini sebagai wujud apresiasi kepada para siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya. Selain itu, ini juga sebagai bentuk kita mengembalikan lagi kepada orang tua yang telah menitipkan anaknya ke kami di SMAN 1 Astanajapura,” jelasnya.