Mewaspadai Orientasi Berhaji

haji 2025
Ilustrasi haji 2025. Foto: Istimewa.
0 Komentar

Oleh: H Imam Nur Suharno*

MUSIM haji telah tiba. Secara bertahap para calon tamu Allah (dhuyufurrahman) berangkat ke Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah untuk menunaikan ibadah haji. Dalam berhaji, hal terpenting yang mesti diwaspadai adalah orientasi dalam menunaikan ibadah haji.

Disinyalir, ada sebagian orang yang berangkat ke Tanah Suci dengan orientasi (niat) selain Lillah. Rasul SAW bersabda, “Akan datang suatu masa yang dialami umat manusia yaitu: orang kaya dari umatku yang melaksanakan ibadah haji (niatnya) karena wisata, orang kalangan menengah (niatnya) karena berdagang, orang kalangan ahli pengetahuan (niatnya) karena ria dan sum’ah, dan kaum fakir di antara mereka (niatnya) karena untuk meminta-minta.” (HR Ibnu Jauzy).

Hadis di atas menjelaskan bermacam alasan (orientasi) orang yang pergi haji. Pertama, tujuan untuk berwisata. Yaitu mereka yang berkecukupan harta, kemudian melaksanakan ibadah haji dengan tujuan untuk wisata. Sehingga ibadah haji yang dilaksanakan tidak berpengaruh terhadap perbaikan pribadi, keluarga dan masyarakatnya, melainkan agar masyarakat menilainya sebagai orang yang kaya.

Baca Juga:Ruben Amorim Siap Cuci Gudang, Rombak Pemain Manchester United di Bursa TransferPuluhan Tim Bersaing di Global Futsal League Tahun 2025

Kedua, untuk berdagang. Yaitu mereka yang menunaikan ibadah haji dengan tujuan utamanya untuk berdagang. Sehingga aktifitasnya selama di Tanah Suci lebih semangat pada aktifitas berdagang atau berbelanja daripada ibadah kepada Allah SWT.

Ketiga, ria dan sum’ah. Yaitu para ahli ilmu pengetahuan yang melaksanakan ibadah haji hanya sekedar untuk mengejar gelar haji. Sehingga sepulangnya dari Tanah Suci minta dipanggil pak haji atau bu haji.

Keempat, untuk meminta-minta. Yaitu mereka dari kalangan kaum fakir yang berangkat ke Tanah Suci untuk mengharapkan belas-kasihan orang lain, dengan harapan sekembalinya dari Tanah Suci dapat mengumpulkan harta yang cukup. Sehingga aktifitas meminta-minta ini menjadi profesi tahunan baginya. Karena itulah, bagi mereka yang pergi haji dengan alasan di atas tentu hanya akan mendapatkan balasan pahala sesuai dengan apa yang menjadi tujuan (orientasi) dalam berhaji. “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim).

0 Komentar