Sejarawan Cirebon Minta Gubernur Operasikan Feeder Train Amparan Jati

Sejarawan publik Jawa Barat
ILUSTRASI: Beberapa Kereta yang sedang terparkir di Deko Lotkomotif Cirebon beberapa waktu lalu.FOTO: DOKUMEN RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Sejarawan publik Jawa Barat, Mustaqim Asteja, berharap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dapat mengoperasikan kembali Feeder Train Amparan Jati atau Gunung Sembung.

“Kereta ini diharapkan dapat berfungsi sebagai Kereta Api Laangsam untuk mendorong peningkatan perekonomian dan perdagangan sumber daya dari pelaku UMKM di wilayah Cirebon Raya, Jawa Barat,” ujar Mustaqim kepada Radar Cirebon, Senin, 5 Mei 2025.

Menurutnya, pengoperasian Kereta Api Gunung Jati dan Cakrabuana saat ini belum mampu dirasakan manfaatnya secara luas oleh masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di sekitar stasiun-stasiun kecil yang relatif sepi di kawasan Cirebon Raya.

Baca Juga:Optimalisasi Sumber Daya Nasional sebagai Strategi Mitigasi Tarif TrumpKasur Petugas Rusak, Peralatan Kerja Damkar Kota Cirebon Tidak Memadai

Ia juga menyoroti peringatan Hari Buruh setiap tanggal 1 Mei. Namun, menurut Mustaqim, tanggal 1 Mei juga dapat dimaknai sebagai Hari Perkeretaapian Cirebon, merujuk pada peristiwa 128 tahun silam, tepatnya tahun 1897.

“Nasib buruh dan dunia perkeretaapian pada awalnya selalu berjalan paralel, seperti sepasang rel kereta api yang tidak bisa dipisahkan,” ungkap pendiri Komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula tersebut.

Lebih lanjut, dosen luar biasa di bidang budaya dan seni Politeknik Pariwisata Prima Internasional Cirebon itu menjelaskan bahwa pengoperasian KA di Cirebon oleh kolonial Belanda pada masa lalu bertujuan untuk mendukung industri gula, perdagangan rakyat, serta membuka potensi ekonomi di daerah-daerah terpencil.

“Sayangnya, simpul-simpul konektivitas ini kini mulai terabaikan, meninggalkan stasiun-stasiun kecil yang semakin sepi di Cirebon,” pungkasnya. (ade)

0 Komentar