Kata Pedagang Sukalila Cirebon: Relokasi ke Pasar Balong atau GTC Tak Tepat, Sepi, Takut Biaya Sewa Mahal

pedagang sukalila cirebon tolak relokasi
Nono, salah satu pedagang di bantaran Sungai Sukalila menyebut uang kompensasi sebagai solusi penggusuran lapak. Foto: ade gustiana-radar cirebon.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Sejumlah pedagang di Jalan Sukalila Selatan, Kota Cirebon, merasa keberatan terhadap rencana relokasi ke GTC atau Pasar Balong. Tidak representatif dan khawatir dibebankan biaya sewa yang terlampau tinggi.

“Kalau direlokasi ke situ (Pasar Balong atau GTC) sama saja dijerumuskan, mendingan saya tidak jualan,” jelas Tosa, pedagang pigura kawasan Sukalila Selatan saat ditemui Radar Cirebon, Jumat (9/5/2025).

Tosa merasa keberatan jika dibebankan biaya sewa yang tinggi, mempertimbangkan fasilitas kios di GTC atau Pasar Balong. Hanya digratiskan saat awal menempati kios tersebut. Selebihnya, ada kekhawatiran pemerintah akan lepas tangan terhadap pengelolaannya.

Baca Juga:Kisah Inspiratif Marpuah, Penjual Geblog asal Losarang Indramayu Naik Haji di Usia 93 TahunDatangi Pendemo, Bupati Cirebon Pastikan Jalan Rusak Beres Tahun Ini

Berbeda dengan lokasi yang ia tempati sekarang, yaitu bangunan semi permanen. Dibangun secara mandiri dari triplek dan kayu. Serta, kata Tosa, tidak ada iuran yang memberatkan. Setiap bulan, imbuh dia, hanya iuran dari RW setempat sebesar Rp10 ribu.

Itu pun, Tosa mengaku tak merasa keberatan. Serta, sudah berdasarkan kesepakatan dengan pedagang.

Pria 65 tahun itu mengaku telah 22 tahun berjualan di bantaran Sungai Sukalila Selatan. Tosa sadar betul bahwa ia menduduki tanah pemerintah atau tanah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung.

Laki-laki asal Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, itu pertama mengetahui rencana relokasi di pemerintahan Edo-Farida justru dari koran. Ia pun menunggu niatan baik Pasangan Idola tersebut untuk berdiskusi langsung dengan para pedagang. Tidak mengambil kesimpulan sendiri, apalagi soal tempat relokasi. “Secara pribadi, kalau ini mau dibongkar: silakan. Karena saya sadar ini tanah pemerintah,” kata Tosa.

Tosa berharap pemerintah bisa merelokasi pedagang ke lokasi yang representatif. Bukan di bangunan kios bertingkat seperti yang dicanangkan Pemkot Cirebon. Tapi, di pinggir jalan utama yang terlihat pengendara yang melintas. “Kalau bisa sediakan saja tanah tidak terpakai, nanti saya bangun sendiri kios semi permanen seperti yang sekarang. Asalkan tidak dibebani biaya sewa,” ucapnya.

Pedagang pigura lainnya, Heru, justru merasa keberatan akan rencana relokasi Pemkot Cirebon. Apalagi, lokasi yang dipilih dianggap tidak representatif. Ia beranggapan, jika direlokasi oleh pemerintah ke GTC atau Pasar Balong, jualan mereka akan semakin sepi.

0 Komentar