Belajar dari Trenggalek, Cari Cuan Baru lewat Perdagangan Karbon, Kuningan dan Majalengka Bisa?

perdagangan karbon kabupaten trenggalek
Kabupaten Trenggalek sudah merintis perdagangan karbon. Hal ini bisa dicontoh Kabupaten Kuningan dan Majalengka. Foto: Yuda Sanjaya - radarcirebon.id
0 Komentar

Kabupaten Kuningan dan Majalengka bisa meniru apa yang dilakukan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Kabupaten tersebut serius untuk memperoleh pendapatan baru dari perdagangan karbon.

Catatan: Yanto S Utomo

Ya, Pemkab Trenggalek memang menjadikan perdagangan karbon sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), tanpa harus merusak lingkungan.

Dasar dalam perdagangan karbon adalah isu konservasi dan pelestarian lingkungan. Jika dilihat dari 2 hal tersebut, antara Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Kuningan dan Majalengka, tak jauh berbeda.

Baca Juga:Legislator dari Cirebon Kritik Dedi Mulyadi, Sebut Efisiensi Anggaran Tak ProporsionalLongsor di Jalur Majalengka – Kuningan, 1 Orang Pengendara Sepeda Motor Tertimbun

Soal konservasi dan lingkungan juga menjadi perhatian 3 kabupaten tersebut. Selain itu ketiganya juga sama-sama wilayah dataran tinggi. Sama-sama memiliki hutan yang sangat luas.

Hanya ada sedikit perbedaan. Di Trenggalek memiliki pantai. Lokasinya berada di Pantai Selatan Jawa. Sementara Kuningan dan Majalengka tidak memiliki pantai. Mayoritas wilayahnya dataran tinggi.

Seperti diketahui, Pemkab Trenggalek memang sedang serius menggiatkan isu konservasi dan pelestarian lingkungan. Di antara targetnya untuk memperoleh skema pendapatan fiskal baru melalui perdagangan karbon atau sering disebut carbon trading.

Saya sempat 2 kali bertemu Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin. Bertemu pertama kali ketika makan malam bareng di Jakarta. Pertemuan kedua ketika diajak makan malam di Trenggalek. Usai finish gowes Journey to Trenggalek, akhir tahun lalu.

Bupati yang akrab dipanggil Mas Ipin ini selalu bersemangat jika membicarakan soal carbon trading. “Pendekatan ini kami pilih sebagai alternatif mendapatkan keuntungan fiskal tanpa harus merusak lingkungan,” ungkap pria yang lahir pada 7 April 1990 ini.

Dari skema perdagangan karbon ini, kata Mas Ipin, ada keuntungan ganda. Selain untuk PAD, juga memberikan kontribusi positif pada pelestarian dan konservasi lingkungan.

Tak main-main, komitmennya tersebut telah dijabarkan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Trenggalek 2025-2045.Yang bertemakan net zero carbon.

Baca Juga:Macan Tutul Bukit Bahohor, Sering Teror Warga Hantara Kuningan, Cari Mangsa Masuk PermukimanNah Loh! Kasus Dugaan Pemotongan Dana PIP SMAN 7 Cirebon Tetap Lanjut, Kejari Cirebon Sudah Bidik Tersangka?

Tentu saja, jelas Mas Ipin, langkah itu untuk mendukung target net zero emission nasional pada 2060. “Arah kita ke sana, menuju net zero carbon,” katanya.

Secara detail dijelaskan, kerangka RPJPD itu membahas teknis perdagangan karbon. Mulai dari penghitungan serapan karbon baik di kawasan kehutanan, pesisir hingga di kawasan karst.

0 Komentar