Siapa Jaya Dewata yang Dijadikan KDM untuk Nama Gedung Negara Cirebon? Kenapa Ditolak Budayawan?

siapa jaya dewata
Siapa Jaya Dewata yang dijadikan nama Gedung Negara oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ilustrasu: Dzulham Fadoli - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Nama Gedung Negara yang berada di Jl Slamet Riyadi, Kota Cirebon menjadi perbincangan publik usai diganti nama menjadi Bale Jaya Dewata.

Nama ini dipilih Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) sebagai tempat berkantor di wilayah Ciayumajakuning.

Kalangan budayawan di Cirebon menolak pergantian nama ini. Mereka mengusulkan nama baru yang lebih membumi yakni Nyi Subang Larang.

Lalu, siapa sebenarnya Jaya Dewata?

Baca Juga:Belajar dari Trenggalek, Cari Cuan Baru lewat Perdagangan Karbon, Kuningan dan Majalengka Bisa?Legislator dari Cirebon Kritik Dedi Mulyadi, Sebut Efisiensi Anggaran Tak Proporsional

Ternyata Jaya Dewata adalah nama lain dari Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja.

Lengkapnya, Ratu Jaya Dewata yang bertakhta di Kerajaan Sunda pada 1401 – 1521.

Dalam prasasti Batutulis diberitakan bahwa Sri Baduga dinobatkan dua kali, yaitu yang pertama ketika Jayadewata menerima tahta Kerajaan Galuh di Kawali Ciamis dari ayahnya Prabu Dewa Niskala putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana.

Kemudian penobatan yang kedua saat menerima tahta Kerajaan Sunda di Pakuan Bogor dari mertua dan uwanya, Prabu Susuktunggal putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari Permaisuri Ratna Sarkati putri Resi Susuk Lampung.

Dedi Mulyadi sendiri tak menyoal adanya kontroversi tersebut. Baginya, hal tersebut wajar saja terjadi.

Kendati demikian, Dedi Mulyadi balik mempertanyakan, kenapa masalah nama kemudian memicu polemik.

“Kenapa dulu ketika Gedung Negara kumuh, tidak dikritik?” tanya KDM, saat diwawancarai radarcirebon.id, di Gedung Negara.

Jaya Dewata Bertakhta di Kerajaan Sunda

Prabu Siliwangi ketika bertakhta sudah berusia 81 tahun, tetapi mampu membawa Kerajaan Pajajaran atau Sunda memasuki masa kejayaan.

Baca Juga:Longsor di Jalur Majalengka – Kuningan, 1 Orang Pengendara Sepeda Motor TertimbunMacan Tutul Bukit Bahohor, Sering Teror Warga Hantara Kuningan, Cari Mangsa Masuk Permukiman

Bisa dibilang, masa kejayaan Prabu Siliwagi terjadi di bawah kepemimpinan selama 39 tahun lamanya hingga meninggal dunia di usia 120 tahun.

Pada masa kejayaan Kerajaan Pajajaran atau Sunda itu, dibangun sejumlah infrastruktur oleh Prabu Siliwangi. Mulai akses jalan penghubung Galuh dan Pajajaran.

Kemudian juga pembangunan telaga, parit dan beragam infrastruktur untuk memperkuat pertahanan hingga kebutuhan pertanian yang menjadi sumber perekonomian bagi kerajaan.

Salah satu telaga yang dibangun adalah Warena Mahawijaya atau Rancamaya. Kemudian parit-parit di sekeliling kerajaan yang menjadi benteng kokoh pertahanan dari musuh.

Stabilitas, minimnya perang, hingga penguasaan laut, menjadi kunci masa kejayaan Prabu Siliwangi memimpin Kerajaa Pajajaran.

0 Komentar