Namun sejak saat itu, belum ada tindak lanjut atau informasi lebih lanjut yang diterima warga. “Kami tahu pemerintah punya kesibukan dan anggaran yang terbatas, tapi kami juga punya hak untuk menikmati akses jalan yang layak,” tegas Supriyanto.
Sebagai bentuk ikhtiar, warga pun melakukan gotong royong secara swadaya. Mereka mengumpulkan dana sukarela, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp 100 ribu, untuk memperbaiki jalan semampunya.
“Selama 15 tahun ini kami belum pernah mendapat perhatian serius. Terakhir kami mengajukan bantuan sekitar dua tahun lalu,” katanya. (han)