Demam Berdarah Renggut 3 Nyawa di Kota Cirebon

Demam Berdarah Kota Cirebon
Infografis demam berdarah di Kota Cirebon. (FOTO: M FAZRUROCHMAN/ RADAR CIREBON)
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau atau musim pancaroba kembali membawa dampak terhadap meningkatnya kasus penyakit tropis, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).

Di Kota Cirebon, sebanyak tiga warga dilaporkan meninggal dunia akibat serangan DBD.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Dr Agus Mulyadi MSi membenarkan kabar tersebut saat dikonfirmasi Radar Cirebon pada Rabu (14/5).

Baca Juga:Telkom Dukung Kreativitas Pelaku UKM Perempuan di CirebonIPSI Kota Cirebon Gelar Seleksi BK Porprov Jabar

“Iya, benar. Tiga warga Kota Cirebon meninggal dunia karena demam berdarah,” ujarnya.

Menurut sekda, penyebab utama meningkatnya kasus DBD bukan hanya karena kurangnya fogging (pengasapan), tetapi lebih kepada masih tingginya populasi jentik nyamuk Aedes aegypti yang tidak disadari berkembang biak di lingkungan masyarakat.

“Yang paling berbahaya justru adalah jentik nyamuk. Fogging memang membunuh nyamuk dewasa, tapi kalau jentiknya tidak diberantas, maka nyamuk akan terus berkembang,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Agus, pihaknya telah memerintahkan Dinas Kesehatan Kota Cirebon untuk menggencarkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh wilayah kota.

“Nyamuk DBD ini berkembang biak di air bersih, bahkan di tempat-tempat yang tidak kita duga. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar segera membawa anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD ke fasilitas kesehatan, agar bisa segera ditangani secara medis.

“Jangan tunggu sampai kondisinya memburuk. DBD berkaitan erat dengan penurunan trombosit. Jika trombosit turun drastis dan tidak segera ditangani, akibatnya bisa fatal, bahkan menyebabkan kematian,” pungkasnya. (abd)

0 Komentar