Hanya soal rasa, tidak semua setuju jika liberika kalah enak. Termasuk dari Taufik. Soal rasa, menurutnya bukan hanya karena varieras. Tapi lebih disebabkan metode pengolahan yang kurang tepat.
Bahkan dia pun sudah berhasil menemukan teknik yang pas, untuk meningkatkan citra rasa kopi liberika.
Di antaranya dengan menjadikan liberika rasa buah nangka. Jenis ini sekarang sudah jadi ciri khas kopi asal Cipasung.
Baca Juga:Jatuh Bangun Kopi Gunung Ciremai, Berjaya Pada Masa Tanam Paksa, Jatuh Ketika Berganti RezimNaik Kelas, Kopi Terbaik Gunung Ciremai Mendunia, Hadir di International World of Coffee 2025
Untuk mempopulerkan kopi ini, kedai sederhana di Cipasung disulapnya menjadi tujuan wisata edukasi. Para pengunjung bisa mengenal kopi liberika lebih dalam.
Selain itu, dalam rangka memperkuat keberlanjutan, kelompoknya pun menerapkan gerakan swadaya dalam proses perbenihan.
Bibit-bibit liberika disebarkan secara gratis kepada petani lokal. Tujuannya untuk membangun lahan tanam bersama dengan varietas yang sama pula.
Saat ini, kelompok ini mampu menghasilkan 1-2 ton liberika per tahun. Jumlah itu terutama dalam bentuk biji panggang dan bubuk.
Harus diakui, angka produksi kopi ini masih cukup minim. Hanya saja permintaan pasar terhadap liberika sudah tinggi. Bahkan antrean peminat terus bertambah. ***