RADARCIREBON.ID – Sejak pandemi, olahraga lari memiliki banyak peminat. Seolah menjadi trend olahraga, kini jumlah pelari pun semakin meningkat seiring terus berjamurnya event lari dalam skala lokal hingga nasional. Trend ini turut dimanfaatkan oleh para fotografer di Cirebon untuk membantu para pelari mengabadikan momen olahraganya. Kini jasa fotografi pun bisa ditemukan di beberapa spot di Kota/Kabupaten Cirebon.
Ingguan Habibullah melihat potensi ini sejak 2022. Ia bercerita, 2022 itu baru ia sendiri yang memulai memotret. “Di Kota-kota besar mulai lebih awal, di Cirebon kala itu baru saya yang memulai di Patra Park. Tidak lama, mulai ada teman yang ikut bergabung,” ujarnya.
Pada masa “rintisan” itu, sambung Ingguan, hanya dua fotografer yang mengabadikan para pelari di Patra Park setiap pagi. Hasilnya diunggah di FotoYu, aplikasi yang memfokuskan pada dokumentasi personal berbasis teknologi privasi kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga:Masih Menunggu Izin Kemendagri, Jabatan Kosong di Pemkab Cirebon Diisi PltCek Fisik Gedung Setda Kota Cirebon, Tim Ahli Polban Uji Tiang Utama
Aplikasi ini menghubungkan fotografer (kreator) dengan pengguna lain (user) untuk berbagi konten dokumentasi, serta memungkinkan pengguna menemukan foto mereka dengan teknologi pengenalan wajah dan data lokasi.
Di situ, mereka (para pelari) bisa membeli foto yang telah dipotret oleh para fotografer. “Saat itu harga foto dibanderol dengan harga mulai Rp35 ribu saja,” ungkapnya saat berbincang dengan Radar Cirebon, Jumat (16/5/2025).
Seiring berjalannya waktu, jumlah pelari pun semakin bertambah. Mulai banyak juga fotografer Cirebon yang melihat adanya potensi ini. Akhirnya di 2024, Ingguan dan para fotografer lainnya membuat sebuah wadah bernama Cirebon Sport Fotografi.
Hingga kini Cirebon Sport Fotografi memiliki 15 fotografer yang berasal dari fotografer profesional hingga freelance. “Kini kami juga menyebar di beberapa titik di Cirebon. Yakni di Patra Park, Citraland, Stadion Bima 2, Stadion Watubelah, dan Stadion Ranggajati,” jelasnya.
Para fotografer ini setiap hari bersiap mengabadikan momen para pelari sejak pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB. Terkadang juga di sore hari dari pukul 18.00 WIB hingga malam hari. Saat ini jumlah pelari pun bervariasi setiap harinya.
Sebagai contoh untuk spot paling ramai para pelari yakni di Patra Park, rata-rata di weekdays berkisar 50 pelari setiap harinya. Jika weekend atau tanggal merah jumlah pelari dalam sehari berkisar antara 100 bahkan hingga 150 pelari per hari. “Selasa dan Kamis sudah pasti ramai karena ada komunitas yang rutin berlatih,” ungkapnya.