RADARCIREBON.ID–Sebanyak 35 siswa SMP dari berbagai sekolah di Kabupaten Kuningan mengikuti program Pendidikan Karakter Semi Militer yang berlangsung selama dua minggu. Kegiatan ini dipusatkan di kompleks Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kuningan, tepatnya di Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya.
Program ini menjadi yang pertama kali diadakan di kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), sebagai hasil kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan dengan Kodim 0615/Kuningan. Inisiatif ini juga merupakan tindak lanjut dari program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan inisial KDM.
Upacara pembukaan digelar pada Senin pagi (19/5/2025) dan dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Dandim 0615/Kuningan Letkol Kiki Wiryawan, Kapolres Kuningan AKBP Ali Akbar, Wakil Ketua DPRD Kuningan Saw Tresna Septiani, Kepala Disdikbud Uu Kusnama, Plt Kepala BKPSDM Ucu Suryana, Penjabat Sekda Beni Prihayatno, dan Ketua KPAID Wilayah Cirebon.
Baca Juga:PAM Tirta Kamuning akan Menyesuaikan Tarif Minum, Begini Hitungannya Temukan 17 Kasus Keracunan, BPOM Sebut Program Makan Bergizi Gratis Terkendala Dapur
Dalam sambutannya, Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai respons terhadap tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Saya bersama Pak Dandim dan Pak Kapolres menghadiri pembukaan program ini sebagai bentuk keprihatinan kita bersama. Harapannya, program ini dapat mendorong perubahan positif bagi para pelajar, terutama dalam menghadapi isu kenakalan remaja,” ujar Bupati Dian.
Ia menegaskan bahwa keikutsertaan para siswa dalam program ini bukan karena mereka bermasalah, melainkan sebagai upaya untuk memperkuat nilai-nilai moral dan sosial, tidak hanya bagi anak-anak, tapi juga bagi orang tua serta masyarakat luas.
“Kita kerap mengabaikan pentingnya kecerdasan sosial, bagaimana anak-anak bersosialisasi, menunjukkan empati, serta saling menghargai. Ini adalah aspek yang kini mulai tergerus dan menjadi tanggung jawab besar bagi dunia pendidikan,” lanjutnya.
Bupati juga menyoroti bagaimana di era digital, ukuran baik-buruk suatu tindakan lebih sering dilihat dari seberapa viralnya, bukan dari nilai moral yang terkandung.
“Karakter dan nilai luhur tidak cukup hanya ditanamkan lewat kurikulum. Tujuan kami bukan mencetak tentara, tapi membentuk generasi yang memiliki mental kuat, empati, dan cinta tanah air,” tegasnya.