Jika kekumuhan, PKL yang tidak tertata, jorok, trotoar tak terawat dan kondisi dan kualitas jalan yang buruk, membuat kesan pertama yang tidak menyenangkan. Apalagi jika melihat jalan dan kompleks Makam Kutiong yang ada di sisi jalan tersebut. Tampak kumuh dan sangat tidak terawat.
Padahal Kutiong merupakan kompleks makam yang bersejarah. Entah apa sebabnya pemakaman tersebut kondisinya seperti itu. Bertumpuk antara kuburan dan perumahan warga.
Bukan hanya di Kutiong, mendekati Pasar Harjamukti lebih parah lagi. Di kanan, kiri, dan depan pasar tersebut tampak semerawut. Ada tempat pembuangan sampah ilegal. Di depan pasar sangat kumuh. PKL sudah menutup total trotoar. Masih banyak lagi tempat di jalan antara Penggung-Kanggraksan yang memprihatinkan, memalukan dan juga memberi kesan buruk bagi yang akan masuk kota.
Baca Juga:Menjamurnya Pelari di Cirebon Buka Potensi Baru bagi Para FotograferPergeseran Pejabat Pemkab Cirebon, Izin Eselon III dan IV Sudah Turun
Saya pun enggan membawa atau mengarahkan tamu melalui jalan itu. Jika tamu dari Jakarta saya arahkan untuk keluar Tol Plumbon. Jika dari Jawa Tengah agar melalui exit Tol Kanci. Kecuali terpaksa, baru memilih exit Tol Ciperna.
Jika melalui exit Tol Ciperna, berkali-kali sering disindir dengan pertanyaan yang harus panjang lebar menjawabnya. Misalnya pertanyaan seperti ini: Cirebon punya walikota?
Arah pertanyaan pun sebenarnya saya tahu. Sindiran. Mengapa kumuh, sampah di mana-mana, dan tidak tertata. Pokoknya sindiran kesan buruk ketika melalui Jl Sudirman ini.
Tambah ngegas lagi pertanyaanya setelah ditunjukkan di jalan ini ada rumah dinas wakil walikota. “Berarti sering lewat jalan ini ya?” Saya pun hanya nyegir malu sambil mengalihkan pembicaraan.
Nah, melihat kondisi tersebut, sejak lama terpikir untung urun rembug mengatasi kekumuhan di jalan masuk kota tersebut. Bahkan juga di tempat-tempat lain. Tapi, biasanya hanya saya sampaikan kepada kawan-kawan redaksi. Tujuannya agar wartawan pun peka terhadap kondisi jalan tersebut.
Baru kali ini saya pikir tepat untuk menyampaikan uneg-uneg. Apalagi setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berjanji akan membenahi jalan dan trotoar di Jawa Barat. Termasuk jalan dan trotoar dari exit tol hingga Gedung Negara, Krucuk.