Dampak dari Strict Parents
STRICT parents adalah parenting yang menerapkan aturan serta disiplin begitu ketat kepada anak-anak. Gaya asuh ini seringkali disebut sebagai gaya asuh otoriter karena sifatnya yang kaku dan juga kurang fleksibel. Nah, dari gaya asuh strict parents ini, sebenarnya dampak yang dihasilkan itu positif atau negatif ya?
KOMUNIKASI YANG TERTUTUP
Komunikasi yang tertutup sebagai dampak negatif dari strict parents terjadi ketika anak merasa tidak aman atau nyaman untuk berbicara jujur kepada orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh takut dimarahi atau dihukum setiap kali jujur. Merasa tidak didengarkan karena orang tua selalu ingin benar, tidak ada ruang berdiskusi, hanya perintah dan larangan. Akibatnya, anak jadi menutup diri, menyembunyikan masalah, dan mencari tempat curhat lain yang belum tentu aman.
PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB
Sebagian anak dari orang tua yang menerapkan pola asuh strict parents sering kali dianggap terlalu bergantung pada orang tua. Namun, pola asuh ini justru menekankan pentingnya disiplin dan tanggung jawab. Aturan dan batasan yang jelas membantu anak memahami konsekuensi dari setiap tindakan, serta melatih mereka untuk mengatur waktu dan menyelesaikan tugas dengan baik.
LEBIH BERHATI-HATI DALAM BERTINDAK
Baca Juga:Komisi I DPRD Kota Cirebon Gelar Rapat Kerja dan Monitoring di Kantor BPBDSTIKes Indramayu Menggelar Wisuda XXVI Program Studi Pendidikan Profesi Bidan dan Profesi Ners
Anak yang dibesarkan dalam aturan yang ketat cenderung lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Mereka terbiasa memikirkan akibat sebelum bertindak karena tahu bahwa pelanggaran bisa berujung pada teguran atau hukuman.
BISA MEMBERONTAK DIAM-DIAM
Anak yang terlalu dikekang bisa merasa tertekan, sehingga ketika ada kesempatan, mereka bisa melakukan hal-hal yang dilarang secara diam-diam. Ini bisa berupa kebohongan, pelanggaran aturan, atau perilaku berisiko yang tidak diketahui orang tua.
Toxic atau Wajar?
DALAM banyak keluarga, orang tua yang menerapkan aturan ketat, sering kali dianggap sebagai sosok yang peduli dan ingin anaknya tumbuh sukses. Tapi di balik semua itu, tidak sedikit anak yang justru merasa hidupnya seperti dikendalikan, penuh tekanan, dan kehilangan ruang untuk menjadi diri sendiri. Pola asuh tegas memang tidak selalu salah. Namun, ketika ketegasan berubah menjadi kontrol berlebihan, saat suara anak tidak lagi didengar, dan ketika hukuman lebih dominan daripada pelukan, apakah itu masih bisa disebut wajar? Atau justru sudah memasuki ranah toxic parenting?