“Hanya saja di Family Center tersebut tidak diajarkan baris berbaris, kayak wajib militer ya,” tandasnya.
Cuma, lanjut Diana, caranya hampir sama dengan di Indonesia. Sekolah itu dikhusukan kepada anak-anak yang dikategorikan nakal.
Anak-anak nakal yang dimaksud Diana adalah anak-anak yang tidak mau sekolah dan anak-anak yang suka tawuran. Juga anak-anak di bawah umur yang suka minum minuman terlarang dan sering mengonsumsi obat-obat terlarang.
Baca Juga:Melihat Langsung Puja Puji dan Telapak Kaki Raja Purnawarman di Prasasti CiaruteunMelihat Langsung Padrao, Monumen Perjanjian Portugis dan Kerajaan Pajajaran
“Itu akan dimasukkan di situ. Jadi sistemnya sama. Dia akan dimasukkan sekolah di situ dan dia pun menginap di situ,” ujarnya.
Anak anak nakal itu, tegasnya, tinggal di tempat khusus tersebut. Mereka tinggal terpisah dengan orang tuanya. Orang tua bisa menengok anaknya. Biasanya seminggu sekali.
Di Family Center atau tempat anak-anak nakal tersebut, selain ada guru, juga ada psikolog dan bahkan psikiater.
Di tempat itu anak wajib sekolah. Yang sekolahannya itu bukan di tempat itu. Anak-anak itu sekolah di tempat biasa, tapi diantar jemput oleh pihak kepolisian.
“Pertanyaanku, polisi sama TNI sama nggak sih? Beda ya? Tapi itu kan militer juga nggak sih? Jatuhnya sama-sama aparat negara, aparat keamanan kan,” tanyanya lagi.
“Jadi dia anter jemputnya sama bapak polisi. Setiap hari di depan itu ada polisi atau taksi yang sudah disewa untuk anter jemput anak-anak ini,” lanjutnya.
Selain dapat pendidikan, tegas Diana, anak-anak bermasalah tersebut juga mendapatkan fasilitas makan gratis. Yang disediakan oleh pemerintah setempat.
Baca Juga:Di Masa Thomas Stamford Raffles, Cirebon Pernah Jadi ProvinsiSuper Komputer Prediksi Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia Hanya 0,1 Persen, Arab Saudi Unggulan
Intinya, tandas Diana, anak-anak tersebut tetap mendapatkan ilmu dan pendidikan, yang tidak bisa diperoleh dari lingkungan tempat mereka tumbuh.
“Misal, dia korban dari orang tua yang suka berantem. Jadi anaknya semaunya sendiri. Jadi karena orang tua yang tidak bertanggung jawab, maka dikirimkan ke situ,” begitu dia menyontohkan.
Pada prinsipnya, antara pendidikan barak militer di Jabar dengan Famimy Center di Findlandia itu, nyaris sama. “Jadi prosesnya sama. Sistemnya kurang lebih juga sama,” tandas Diana.
Dalam vedio itu, Diana juga mengungkapkan kebanggaan tinggal di Finlandia. Selain menjadi negara dengan mutu pendidikan terbaik se-jagat, juga negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi di dunia, selama 8 tahun beturut-turut.