RADARCIREBON.ID- Pada Pilkada 2024, Effendi Edo dan Siti Farida Rosmawati dikenal dengan nama Idola; Isun Dukung Edo lan Farida. Kini, masuk 100 hari kerja, sudahkah jadi idola masyarakat Kota Cirebon? Bagaimana persoalan jalan rusak, banjir, semerawut wajah kota, pungutan pendidikan berdalih infak, dan lainnya?
Edo dan Farida dilantik bersamaan dengan kepala daerah lainnya pada 20 Februari 2025 di Istana Kepresiden Jakarta. Tepat akhir bulan ini, 31 Mei 2025, adalah 100 hari Kota Cirebon di bawah kepemimpinan mereka.
Menilik ke belakang, Idola (Effendi Edo dan Siti Farida) pernah “pamer” tiga kartu sakti saat debat kandidat, 10 November 2024. Tiga kartu disampaikan saat sesi pemaparan visi dan misi paslon.
Baca Juga:Mau Ikut? Ada Sekolah Relasi Suami Istri, Terutama bagi Pasangan MudaWapres Gibran: Indramayu Ini Krusial, Kalau di Sini Terganggu, Efeknya Bisa ke Mana-mana
Saat itu, Farida yang mendapat kesempatan bicara, menyampaikan tentang visi Setara. Yakni sejahtera, tertata, aspiratif, religius, dan aman berkelanjutan. Pemerintahan yang partisipatif dan kolaboratif, dicita-citakan.
Soal pendidikan dan kebudayaan, Farida bilang, akan melibatkan dewan pendidikan, sekolah swasta, perguruan tinggi, tokoh agama, dan pelaku budaya. “Agar semua bisa sekolah dan berbudaya,” katanya, dikutip saat debat kala itu.
Ia kemudian mengemukakan program unggulan. Saat bersamaan, Edo menunjukkan sebuah kartu warna kuning. “Program unggulannya SD, SMP, nihil pungutan,” kata Farida.
Yakni, kartu idola pendidikan. Yaitu kartu beasiswa untuk keluarga kurang mampu dan untuk siswa berprestasi. Lanjut Farida, itu demi akselarasi Indonesia pintar.
Kemudian sektor kesehatan. Program unggulannya yaitu peningkatan anggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Posyandu, Posbindu, dan Puskesmas. Termasuk bantuan kader.
Beralih pada janji mengatasi persoalan lewat kartu warna biru. Yakni kartu idola kesehatan. Yaitu, kartu untuk bantuan pemeriksaan kesehatan. Seperti ibu hamil, ibu menyusui dan bayi. Serta untuk pencegahan stunting. “Pembuatan ruang publik yang ramah difabel. Fasilitas bantuan untuk disabilitas,” jelas Farida.
Kartu terakhir untuk sektor religi, yang disebut kartu idola bahagia. Yaitu kartu untuk bantuan insentif bagi para guru ngaji, marbot masjid, dan pengurus rumah ibadah.
Baca Juga:Danrem 063/SGJ Kunjungi Kampung Pancasila RW 15 Kelurahan Kalijaga, Kota CirebonBareskrim Polri Pastikan Jokowi Lulusan UGM, Tak Ada Tindak Pidana Pemalsuan Ijazah
Penyampaian visi dan misi menjelang waktu habis, Edo menambahkan, bahwa perbaikan sektor pendidikan dirasa penting karena pendidikan untuk menambah SDM, berujung dari pendidikan yang baik. “Pendidikan yang baik akan berujung pada kualitas SDM yang baik. Kami akan menyelesaikan persoalan masa lalu tentang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan SDM yang handal di Kota Cirebon,” kata Edo.