100 Hari Edo-Farida Pimpin Kota Cirebon, Sudahkah Jadi Idola Masyarakat? 

100 hari kerja edo dan farida
Walikota Cirebon Effendi Edo dan Wakil Walikota Siti Farida Rosmawati. Foto: istimewa-radar cirebon.
0 Komentar

Ia menambahkan bahwa membangun Kota Cirebon diperlukan suatu keberanian dalam mengambil kebijakan. Tidak sekadar rencana dan wacana tanpa eksekusi pasti. “Setelah 100 hari kerja sudah terlewatkan, berikutnya jangan sampai meleset lagi. Masyarakat menunggu realisasi janji-janji kampanye,” tandas Hasanudin Manap.

Senada dikemukakan Gunadi Rasta SH MH yang juga pemerhati pemerintahan. Ia mengatakan 100 hari kerja walikota dan wakil walikota belum terlihat. Mestinya, kata Gunadi, program atau kebijakan jangka pendek yang bisa dieksekusi adalah menanggulangi banjir dan kerusakan jalan. “Belum terlihat, kecuali tambal sulam jalan rusak. Lalu saat hujan, air masih meluap (banjir) di beberapa titik,” ujarnya.

Ia juga menyoroti penanganan masalah sewa Stadion Bima. Kata Gunadi, harusnya Walikota Edo bersikap tegas. “Jangan dibiarkan berlarut-larut. Kadis tidak bermain sendirian,” tegasnya.

Baca Juga:Mau Ikut? Ada Sekolah Relasi Suami Istri, Terutama bagi Pasangan MudaWapres Gibran: Indramayu Ini Krusial, Kalau di Sini Terganggu, Efeknya Bisa ke Mana-mana

Mengenai rencana penataan Sukalila, Gunadi meminta agar ada pendekatan manusiawi. Yakni mendengarkan suara pedagang. “Jangan sampai kalinya bersih, tapi pedagangnya malah mati gulung tikar. Harus ada solusi yang terbaik untuk mereka. Saatnya kerja untuk rakyat. Rakyat butuh bukti kerja nyata dari pemimpinnya, bukan janji,” terang Gunadi.

Terpisah, warga Kota Cirebon yang juga akademisi Untag 45 Jakarta Dr Cecep Suhardiman SH MH CMed mengatakan kerja kepala daerah hari ini belum terlihat secara signifikan. Termasuk dalam tata kelola pemerintahan.

Program dan kegiatan pun, kata Cecep, masih sebatas kerja yang bersifat sementara. Ia mencontohkan perbaikan jalan rusak di semua ruas jalan di Kota Cirebon, aru dilakukan dengan penambalan. Untuk perbaikan permanen, belum ada realisasi. “Waktu itu walikota mengatakan betonisasi Jalan Ciremai Raya bulan Mei 2025, tapi belum kelihatan sampai akhir Mei ini,” ujarnya.

Cecep menganggap kepala daerah masih terjebak pada persoalan-persoalan yang tidak penting yang berkaitan dengan tupoksi pemkot. “Masih banyak wacana. Jadi, banyak yang belum terealisasi, terutama mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Janji akan berkantor di kelurahan kan belum berjalan. Jadi 100 hari ini masih rutinitas saja, belum menyentuh substansi permasalahan pembangunan di Kota Cirebon,” kata Cecep.

0 Komentar